Soloraya
Senin, 2 Januari 2012 - 20:29 WIB

Banjir Masih mengancam, Relokasi Warga Bantaran Harus Tuntas

Redaksi Solopos.com  /  R. Bambang Aris Sasangka  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - DIRIKAN TENDA- Warga korban banjir mendirikan tenda darurat di Kampung Losari, Kalurahan Semanggi, Kecamatan Pasar Kliwon, Solo, Senin (2/1). Sejumlah daerah di Kota Solo dan sekitarnya terendam banjir akibat meluapnya sungai Bengawan Solo dan hujan deras pada Minggu (1/1/2012). (JIBI/SOLOPOS/Dwi Prasetya)

PENGUNGSIAN -- Warga korban banjir mendirikan tenda darurat di Kampung Losari, Kelurahan Semanggi, Kecamatan Pasar Kliwon, Solo, Senin (2/1/2012). Sejumlah daerah di Kota Solo dan sekitarnya terendam banjir akibat meluapnya sungai Bengawan Solo dan hujan deras pada Minggu (1/1/2012). (JIBI/SOLOPOS/Dwi Prasetya)

SOLO — Jajaran Komisi IV DPRD Kota Solo menilai bencana banjir masih menjadi ancaman bagi masyarakat Solo, khususnya warga yang masih menghuni kawasan bantaran Sungai Bengawan Solo, selama program relokasi belum berjalan.
Advertisement

Mereka mendesak Pemerintah Kota (Pemkot) segera merealisasikan program tersebut hingga tuntas. Anggota Komisi IV DPRD Kota Solo, Reny Widyawati, mengemukakan persoalan warga bantaran diharapkan dapat terselesaikan pada 2012, meskipun pelaksanaannya secara bertahap. Hal itu didukung dengan kesiapan anggaran sekitar Rp12,8 miliar dalam APBD 2012.
”Dananya sudah siap. Segera saja Pemkot merealisasikannya dengan memulai berbagai tahapan dalam program tersebut. Diharapkan persoalan warga bantaran bisa tuntas,” tegas Reny saat ditemui wartawan seusai inspeksi ke kawasan bantaran Sungai Bengawan Solo, Senin (2/1/2012).

Menyikapi banjir yang terjadi pada Minggu (1/1/2012) kemarin, Reny mengaku memaklumi penanganan banjir yang dilakukan Pemkot membutuhkan waktu menyangkut proses dan pelaksanaannya. Namun untuk pemantauan dan antisipasi meluapnya air di sejumlah titik banjir, menurut dia, Pemkot sudah matang. Di samping program relokasi yang diharapkan bisa menyelesaikan persoalan bagi warga penghuni bantaran, Reny menyebutkan program rehab rumah tak layak huni (RTLH) juga dapat terselesaikan tahun ini.

Di sisi lain, banjir setinggi satu meter juga menerjang kawasan perumahan warga relokasi di RT 3/RW XXIX Kampung Mipitan, Mojosongo, Jebres. Banjir luapan Kali Anyar terjadi sejak Minggu malam pukul 22.00 WIB. ”Ketinggian air mencapai satu meter. Ironisnya daerah ini kawasan relokasi warga untuk menghindari banjir Sungai Bengawan Solo,” ungkap Sugianto, ketua RT setempat.

Advertisement

Secara terpisah, Puji Setyowati, warga bantaran Sungai Bengawan di Pucangsawit, Jebres, mendesak Pemkot menaikkan tawaran harga ganti rugi bangunan. Tujuannya supaya proses negosiasi ganti rugi baik tanah dan bangunan rumah bisa segera tuntas. Perempuan yang rumahnya di bantaran tergenang air setinggi 1,5 meter merasa lelah dengan polemik relokasi yang tak kunjung rampung. Puji mengaku sangat terguncang melihat kediamannya di bantaran hampir tertutup banjir

JIBI/SOLOPOS/Kurniawan/Septhia Ryanthie

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif