SOLOPOS.COM - Kondisi banjir di Dukuh Nampan, Desa Madegondo, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo, Kamis (16/2/2023). (Istimewa/SAR Kabupaten Sukoharjo)

Solopos.com, SUKOHARJO — Hujan yang mengguyur Sukoharjo sejak Kamis (16/2/2023) siang hingga sore mengakibatkan sejumlah kawasan di Kabupaten Jamu ini terendam banjir. Bahkan di Dukuh Nampan, Desa Madegondo, Kecamatan Grogol ketinggian air mencapai dada orang dewasa.

Camat Grogol, Herdis Kurnia Wijaya, mengatakan saat ini sejumlah warga terdampak telah mengungsi di rumah saudara terdekat. Ada seorang warga lanjut usia harus dievakuasi menggunakan perahu karet.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Herdis mengaku belum bisa membeberkan kondisi umum wilayahnya karena masih melakukan evakuasi. Hingga kini  hujan masih turun merata di Kabupaten Jamu.

Berdasarkan penelusuran Solopos.com ketinggian muka air Bengawan Solo pada pukul 18.00 WIB mencapai 8,72meter dengan status siaga kuning. Dengan hujan yang terus menerus mengguyur, kemungkinan ketinggian muka air tersebut akan terus bertambah.

Di lain sisi, sejumlah ruas jalan di Sukoharjo juga tergenang dengan ketinggian rata-rata semata kaki orang dewasa. Di beberapa lokasi hal itu menimbulkan kemacetan.

Di perempatan lampu merah Telukan dari arah Sukoharjo-Solo sejumlah kendaraan mengular dengan kecepatan 10-20 km/jam demi menghindari genangan dan jalan berlubang. Bahkan petugas kepolisian yang menggunakan jas hujan hijau turun tangan mengurai kepadatan lalu lintas. Kemacetan terjadi hingga Jembatan Bacem.

Di sisi lain kemacetan akibat hujan meski tanpa genangan juga terjadi di perempatan Pemkab Sukoharjo dari arah Solo-Wonogiri yang mengular mencapai 500 meter.

Early Warning System Mati

Sementara itu Early Warning System (EWS) atau sistem peringatan dini banjir di Dukuh Telukan RT 001/RW 006 Desa Telukan, Kecamatan Grogol, tidak berfungsi. Perusahaan Umum Jasa Tirta I menyebut alat tersebut kehabisan baterai.

Kepala Sub Divisi Jasa Air dan Sumber Air III/1 Perum Jasa Tirta I, Fendri Ferdian, mengatakan di Sukoharjo pihaknya memasang tiga EWS. Yakni di sisi timur di bawah jembatan Bacem (Desa Telukan, Kecamatan Grogol), di Desa Laban, Kecamatan Mojolaban dan Desa Kadokan, Kecamatan Grogol.

“Untuk yang [di bawah Jembatan] Bacem berada di hilir jembatan sisi kanan atau timur sungai. Kalau saat ini tidak bunyi mungkin kehabisan baterai. Teman-teman sedang menjadwalkan untuk penggantian baterai,” kata Fendri singkat melalui aplikasi pesan WhatsApp.

Sementara itu Kepala Desa Telukan, Sriyanto, mengatakan EWS Bengawan Solo di wilayahnya mati baru-baru ini. Sehingga saat air Bengawan Solo naik beberapa waktu lalu alat tersebut tidak berfungsi. “Biasanya begitu paralon itu tergenang air, sirine berbunyi dan lampunya menyala,” kata Sriyanto.

Atas kejadian itu, Sriyanto sempat melaporkan ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sukoharjo. Kepala Pelaksana BPBD Sukoharjo, Ariyanto Mulyatmojo, mengatakan setelah dicek, EWS di Telukan mati. Selain di Telukan (Jembatan Bacem), EWS juga dipasang di Dam Colo, Serenan,, Samin dan Laban.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya