SOLOPOS.COM - Banjir di Pucang Sawit, Solo, Jumat (20/2/2015) (Istimewa/Rido T/Dishub Solo)

Banjir Solo mulai surut. Tenda pengungsi mulai dibongkar pada Sabtu (21/2/2015).

Solopos.com, SOLO — Petugas Badan penangggulangan Bencana Daerah (BPBD) Solo terus mengalirkan bantuan untuk korban banjir di sejumlah kawasan di Solo, Sabtu (21/2/2015). Di sisi lain seiring sudah surutnya air di Sungai Bengawan Solo, tim relawan dan warga ramai-ramai membongkar tenda darurat.

Promosi Jaga Jaringan, Telkom Punya Squad Khusus dan Tools Jenius

Banjir Solo, Jumat (20/2/2015), merendam Kelurahan Sewu, Jebres (sebanyak 102 KK), Pucang Sawit, Jebres (65 KK), Jebres (147 KK), Mojosongo, Jebres (50 KK), Semanggi, Pasar Kliwon (141 KK), Gandekan, Jebres (16 KK), Kedunglumbu, Pasar Kliwon (20 KK), Sangkrah, Pasar Kliwon (800 jiwa), Joyotakan, Serengan (3 KK). Sebanyak 3.000 jiwa atau 743 kepala keluarga (KK) di Solo dipastikan menjadi korban banjir.

Kasi Kedaruratan BPBD Solo, Dono Tumpo, mengaku sudah mempersilakan warga terdampak banjir yang mengungsi di tenda darurat untuk kembali ke rumahnya masing-masing. Hal itu menyusul sudah surutnya air Sungai Bengawan Solo.

“Elevasi air Sungai Bengawan Solo sudah aman. Hari ini [kemarin], kami dorong pemberian bantuan, seperti beras, mi instan, air kemasan, selimut, dan bantuan lainnya. Jumlah persisnya saya tidak hafal, tapi bantuan itu berasal dari Provinsi Jateng. Yang pasti, sudah ada 50-an mi instan, 75 kardus air kemasan, dan 50-an karung beras kami setor ke warga terdampak banjir,” katanya saat ditemui wartawan di ruang kerjanya, Sabtu.

Sembari memberikan bantuan logistik, lanjut Dono Tumpo, pihaknya juga menyiapkan sarana air bersih bagi warga terdampak banjir. Sayangnya, hingga saat ini belum ada warga yang meminta pasokan air bersih. “Kami sudah menyiapkan sarana air bersih untuk air minum dan memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Kami bekerjasama dengan instansi lain, seperti PDAM Solo, PMI, dan Bakorwil,” katanya.

Terpisah, Kepala BPBD Kota Solo, Gatot Sutanto, mengatakan pihaknya masih menetapkan status siaga bagi Kota Bengawan dalam rangka menghadapi ancaman musibah banjir di masa mendatang. Di posko induk BPBD Solo, dirinya menyiagakan sembilan petugas piket guna memantau kondisi air Sungai Bengawan Solo.

“Saat ini kami menurunkan tensi, meskipun kondisinya masih harus siaga. Informasi yang kami peroleh di lapangan, elevasi air di Sungai Bengawan Solo mencapai 3,6 meter. Artinya, kondisi sudah sangat aman. Untuk bantuan logistik terus mengalir sejak Jumat [seperti mi instan sebanyak 25 kardus, air kemasan sebanyak 25 kardus, tujuh terpal, tujuh matras, dan 10 tikar],” katanya.

Gatot mengatakan pihaknya juga sudah membongkar tenda regu yang dipasang di Mojo, Semanggi, Pasar Kliwon. Hal yang sama juga dilakukan warga yang terdampak banjir.

“Warga juga sudah banyak yang membongkar tenda darurat [kembali ke rumahnya masing-masing]. Untuk tenda regu yang kami miliki, kami bongkar siang ini [kemarin]. Semoga saja, kondisi di Solo tetap aman ke depannya. Hingga sekarang, kami tetap berkoordinasi dengan aparat keamanan, petugas Waduk Gajah Mungkur (WGM), dan instansi terkait,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya