SOLOPOS.COM - Pengendara motor melintasi genangan di kawasan Manahan, Solo, Kamis (18/12/2014). Genangan tersebut dampak dari drainase buruk yang tidak mampu menampung air saat hujan deras. (JIBI/Solopos/Dok)

Solopos.com, SOLO–Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Solo memetakan 14 kelurahan dari 51 kelurahan yang ada di Solo masuk daerah rawan banjir.

Kelurahan rawan banjir tersebut rata-rata berada di kawasan bantaran Sungai Bengawan Solo. Selain memetakan wilayah rawan banjir, BPBD juga telah menyiagakan posko banjir.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Solo, Arif Dwi, Kamis (18/12/2014), mengatakan posko banjir sudah mulai didirikan sejak dua pekan lalu.

Ketiga posko banjir tersebut, kata dia, berada di Alun-alun Kidul (Alkid), Kelurahan Pasar Kliwon (Pasar Kliwon), Pedaringan (Jebres), dan kantor BPBD Kota Barat (Banjarsari).

“Setiap posko ada empat petugas dari BPBD. Jika potensi banjir sudah terdeteksi kami langsung mengirimkan alat-alat penanggulangan banjir seperti perahu karet dan pelampung ke lokasi banjir,” jelas dia.

Dia juga mengimbau warga bantaran sungai untuk waspada jika terjadi hujan deras lebih dari tiga jam. Dia juga meminta warga untuk tidak membuang sampah ke sungai karena hal itu dapat membuat pintu air tersumbat.

Ketua Pelaksana BPBD Kota Solo, Eko Nugroho, mengatakan BPBD juga sudah menyiapkan persiapan logistik untuk mengantisipasi banjir. Menurut dia, logistik yang disiapkan termasuk peralatan seperti tenda dan kompor serta makanan-makanan siap saji.

“Kalau logistik yang berbentuk beras dapat bantuan dari Provinsi [Jawa Tengah] sekitar 100 ton,” papar dia belum lama ini.

Eko mengatakan dalam penanganan bencana, BPBD juga membentuk sebuah forum di salah satu aplikasi pesan instan.

Menurut dia, forum yang bernama Forum Kalahar Provinsi tersebut digunakan untuk saling tukar informasi keadaan dan kebutuhan persediaan sebelum dan saat evakuasi.

“Kami membuat sebuah grup di aplikasi whatsapp. Lebih mudah koordinasinya, pas posko di satu wilayah kekurangan tenda misalnya, kami langsung kirim pesan di forum bahwa ada kekurangan di posko tersebut,” tutur Eko.

Kasi Darurat Logistik BPBD Solo, Dono Tumpo, mengatakan 14 kelurahan rawan banjir yang rawan banjir sebagian besar berada di Kecamatan Pasar Kliwon dengan jumlah lima kelurahan.

Pemetaan kelurahan rawan banjir, kata dia, didasari dari letak daerah tersebut di kawasan bantaran Sungai Bengawan Solo atau dekat dengan anak Sungai Bengawan Solo (Sungai Pepe, Sungai Jenes, Kali Anyar dan Sungai Wingko) hingga pintu air Sungai Bengawan Solo.

Dia mencontohkan kelurahan seperti Kedunglumbu, Joyosuran, dan Pasar Kliwon berpotensi banjir akibat pintu air Demangan Sangkrah ditutup lantaran air di Sungai Bengawan Solo meluap.

Kalau sudah seperti itu kondisnya, kata dia, air yang berasal dari kota tidak bisa masuk ke sungai hingga akhirnya terjadi banjir.

“Sementara kalau potensi banjir di wilayah Semanggi dan Sangkrah disebabkan akibat meluapnya Sungai Bengawan Solo,” kata dia.

Demikian juga, kata dia, potensi banjir yang di wilayah Kelurahan Gilingan, Nusukan, Banyuanyar, dan Nusukan terjadi akibat meluapnya Kali Anyar.

“Kalau di Joyontakan banjir disebabkan akibat meluapnya air anak Sungai Bengawan Solo yakni Sungai Pepe dan Sungai Wingko,” jelas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya