Banjir Solo masih mengancam. Sebanyak 14 kelurahan di Solo rawan banjir.
Solopos.com, SOLO – Banjir masih mengancam Solo. Hujan deras yang mengguyur dalam beberapa hari terakhir membuat tinggi muka air (TMA) Sungai Bengawan Solo, Jurug siaga I. Sebanyak 14 kelurahan di Solo masuk daerah rawan banjir.
Sebagian permukiman di kawasan Pucangsawit, Jebres, mulai menghadapi ancaman serius banjir Minggu (8/2/2014) malam. Ketinggian air yang mencapai 3,7 meter di Pintu Air Pucangsawit membuat warga sempat ketar-ketir.
Salah satu pintu di Pucangsawit pun harus dibuka untuk menghindari genangan di rumah warga. Air baru surut setelah petugas mengaktifkan pompa empat jam non-stop.
“Kemarin hampir 4 meter ketinggiannya. Kalau udah segitu kemungkinan besar rumah warga tergenang, bahkan Jl. Juanda pun bisa kena,” ujar Koordinator Rumah Pompa dari Balai Besar Sungai Bengawan Solo (BBWSBS), Purwoko.
Selain Pucangsawit, tingginya elevasi terjadi di Pintu Air Joyotakan. Saat ini Purwoko mulai memberlakukan sistem buka tutup untuk mengatur limpasan air. Purwoko mengatakan sejumlah permukiman di Solo bisa kembali terancam jika curah hujan di Matesih, Karanganyar dan Boyolali meningkat.
“Dua wilayah itu tidak punya pintu air untuk mengantisipasi banjir,” ucapnya.
14 Kelurahan Rawan Banjir di Solo:
Joyotakan (Kecamatan Serengan)
Semanggi (Kecamatan Pasar Kliwon)
Sangkrah (Kecamatan Pasar Kliwon)
Kedunglumbu (Kecamatan Pasar Kliwon)
Joyosuran (Kecamatan Pasar Kliwon)
Pasar Kliwon (Kecamatan Pasar Kliwon)
Pucangsawit (Kecamatan Jebres)
Sewu (Kecamatan Jebres)
Gandekan (Kecamatan Jebres)
Jebres (Kecamatan Jebres)
Banyuanyar (Kecamatan Banjarsari)
Nusukan (Kecamatan Bajarsari)
Sumber (Kecamatan Banjarsari)
Gilingan (Kecamatan Banjarsari)
Sumber: BPBD Solo