SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi
Akibatnya air saluran drainase primer yang melalui wilayah setempat meluap, Rabu (22/2/2012) pagi hingga siang. Sekitar pukul 09.45 WIB Wawali yang familiar disapa Rudy itu mendatangi langsung rumah pompa di RW VII. Sebagai mantan teknisi handal di PT Konimex, Rudy mengecek langsung kinerja teknisi dari rekanan penggaran rumah pompa.
Namun setelah diutak-atik selama satu jam tidak membuahkan hasil, Rudy pun jengkel. Kepada Solpos.com dia mengaku sangat kecewa dengan hasil kerja rekanan, Brantas Adi Karya. “Bila semua pompa berfungsi semua, tidak akan kebanjiran. Seharusnya setelah selesai dipasang pompa sudah siap difungsikan memompa air ke Bengawan. Kecewa ya kecewa, pasti,” tegasnya.
Rudy menjelaskan dari tujuh pompa di wilayah Solo, hanya pompa di RW 007 Pucangsawit yang masih bermasalah. Ditanya dampak banjir setelah hujan yang mengguyur Selasa (21/2) malam hingga Rabu (22/2) pagi, Wawali menyatakan cukup kondusif. Aktivitas belajar mengajar di sekolah berjalan biasa, juga tidak ada rumah pun fasilitas publik yang rusak.
“Banjir sekarang lebih kecil dibanding banjir awal tahun dimana ketinggian air mencapai 10 meter,” imbuhnya.
Sedangkan Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Solo, Agus Djoko Witiarso yang ikut memeriksa mesin pompa di RW 007 Pucangsawit menjelaskan pihaknya menyediakan tiga pompa portabel untuk menyedot banjir atau genangan air di permukiman. Salah satunya digunakan untuk menyedot genangan air di RW 007 lantaran mesin pompa permanen belum bisa beroperasi.
“Pompa portabel ini bisa menyedot sekitar 25 liter/detik. Kami siagakan terus, siap digunakan sewaktu-waktu,” jamin dia.
(JIBI/SOLOPOS/Kurniawan)