Soloraya
Jumat, 15 Februari 2013 - 21:52 WIB

BANJIR SOLO: Kena Luapan Bengawan Solo, Nasib Urban Forest Kian Merana

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Warga melihat kondisi taman urban forest Pucang Sawit, Jebres, Solo yang kembali rusak akibat diterjang luapan air Bengawan Solo, Kamis (15/2/2013). (Burhan Aris Nugraha/JIBI/SOLOPOS)

Warga melihat kondisi taman urban forest Pucang Sawit, Jebres, Solo yang kembali rusak akibat diterjang luapan air Bengawan Solo, Kamis (15/2/2013). (Burhan Aris Nugraha/JIBI/SOLOPOS)

SOLO — Nasib kawasan urban forest Pucangsawit kian merana. Untuk sekian kalinya, urban forest diterjang banjir meluapnya Sungai Bengawan Solo, Jumat (15/2/2013) dinihari.

Advertisement

Berdasarkan pantauan,  urban forest III kondisinya penuh lumpur dan sampah. Urban forest difungsikan sebagai taman bermain sekaligus mengembalikan fungsi bantaran sebagai sabuk hijau. Namun urban forest yang belum lama ini rampung digarap kondisinya penuh lumpur di mana-mana. Jalanan setapak berupa paving blok dipenuhi lumpur pekat.

Tidak hanya itu tanaman yang ada pun tak lagi terlihat hijau. Sampah seperti plastik berserakan di urban forest. Sedangkan arena permainan dengan cat berwarna cerah berubah menjadi kusam berwarna kecoklatan dan penuh lumpur.

“Tadi malam urban forest terendam akibat Sungai Bengawan Solo yang meluap,” ujar warga setempat Ana S.

Advertisement

Dia mengatakan hujan deras yang mengguyur wilayah Solo pada Kamis (14/2/2013) menyebabkan air Sungai Bengawan Solo meluap. Namun beruntung luapan Sungai Bengawan Solo tak merendam permukiman penduduk di bantaran sungai.

“Begitu Bengawan naik, urban forest terendam. Tapi tidak merendam rumah penduduk,” katanya.

Kini, dia mengaku prihatin dengan kondisi urban forest yang rusak dan penuh lumpur. “Lumpurnya tebal sekali. Mau jalan-di urban forest jadi tidak bisa,” keluhnya.

Advertisement

Koordinator penjaga pintu air Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS) Purwoko kepada Solopos.com, mengatakan ketinggian air di pintu air Pucangsawit mencapai 2,5 meter pada pukul 21.00 WIB. Sementara ketinggian air Sungai Bengawan Solo mencapai 5,8 meter. Pihaknya langsung menutup pintu air Putat, Pucangsawit. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi back water lantaran ketinggian air Sungai Bengawan Solo lebih tinggi dibanding air dari dalam kota.

“Pintu air Putat kami tutup dan tetap siaga banjir,” katanya.

Dia mengatakan intensitas hujan diperkirakan masih tinggi hingga akhir Februari. Karena itu, pihaknya mengaku tetap siaga banjir yang datang sewaktu-waktu.

Lurah Sewu Sri Nindyo mengaku sempat ketir-ketir akan datangnya bencana banjir tadi malam. Hal ini mengingat ketinggian air Sungai Bengawan Solo relatif tinggi. Bahkan hingga kini masih tinggi. Pihaknya meminta warga di sekitar bantaran untuk meningkatkan kewaspadaannya terhadap ancaman bencana banjir.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif