Soloraya
Rabu, 5 Oktober 2016 - 17:10 WIB

BANJIR SOLO : Mendesak! Kali Jenes Harus Segera Dikeruk

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Situasi Kali Jenes, Kelurahan Pasar Kliwon, Pasar Kliwon, Solo yang ditumbuhi banyak rumput ilalang, dicemari limbah dan sampah, Senin (6/6/2016). Pemerintah Kelurahan Pasar Kliwon bakal mengoptimalkan kerja pokja prokasih. (Irawan Sapto Adhi/JIBI/Solopos)

Banjir Solo membutuhkan penanganan serius, salah satunya dengan penerukan sedimen Kali Jenes.

Solopos.com, SOLO — Warga RW 005, Kelurahan Bumi, Kecamatan Laweyan, Solo, berharap pemerintah segera mengeruk dan menormalkan Kali Jenes di selatan wilayah tersebut.

Advertisement

Mereka beranggapan banjir yang terjadi pada Selasa (4/10/2016) malam disebabkan ketidakmampuan sungai tersebut menampung air kiriman dari Boyolali. (Baca juga: 3 Sungai Meluap, Ini Lokasi Terdampak Banjir Soloraya 4 Oktober 2016)

Pantauan Solopos.com, Rabu (5/10/2016), warga Kelurahan Bumi yang terdampak banjir sudah kembali ke rumah mereka masing-masing. Mereka lantas membersihkan lumpur dan sampah yang mengotori rumah mereka.

Advertisement

Pantauan Solopos.com, Rabu (5/10/2016), warga Kelurahan Bumi yang terdampak banjir sudah kembali ke rumah mereka masing-masing. Mereka lantas membersihkan lumpur dan sampah yang mengotori rumah mereka.

Berbagai macam perabot rumah tangga seperti kasur, bantal, guling, tikar, karpet, buku-buku sekolah yang basah dan pakaian semua dijemur di sembarang tempat.

Sementara itu, di bagian bawah jembatan penghubung Laweyan dengan Cemani, Grogol, Sukoharjo, banyak sampah menempel pada tiang penyangga jembatan. Sebagian sampah lainnya tersangkut di pohon-pohon di pinggir kali.

Advertisement

“Sudah lama sekali kali ini enggak dikeruk. Dulu Pak Wali Kota [F.X. Hadi Rudyatmo] pernah kemari. Katanya ini mau dikeruk. Tapi saya enggak tahu bagaimana kelanjutannya,” ujar dia saat berbincang dengan Solopos.com, Rabu.

Menurut dia, banjir Selasa malam adalah banjir paling parah dalam beberapa tahun terakhir. Sebagai antisipasi, warga sudah bersiap mengungsi begitu melihat permukaan air sungai naik.

Warga lainnya, Ratna, 50, mengatakan semua barang sudah dikembalikan ke rumah. Ia dan warga lainnya langsung bersih-bersih rumah.

Advertisement

“Tadi malam air datang begitu cepat. Kami enggak sempat persiapan. Pokoknya mendadak sekali datangnya. Saya mengungsi pakai pelampung dari tim penyelamat,” kata dia.

Lurah Bumi, Herwin Tri Nugroho Adi, mengatakan air surut sekitar pukul 02.30 WIB. Warga langsung kembali ke rumah masing-masing.

“Pagi ini mereka bersih-bersih rumah dan lingkungan. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) membantu penyediaan air bersih dengan mobil tanki,” ujar dia saat ditemui Solopos.com, di kantornya, Rabu.

Advertisement

Ia berencana membuka posko pengobatan, Kamis (6/10/2016) pagi, di balai pertemuan RW 005. Warga biasanya mengeluhkan pusing dan gatal-gatal.

“Dalam tujuh tahun terakhir, ini banjir yang paling parah. Untungnya kondisi tidak hujan dan listrik masih menyala sehingga penanganan bisa lancar,” kata dia.

Menurut dia, warga mengantisipasi banjir susulan dengan mengamankan peralatan yang rawan terendam air. Di RW 006, posko penampungan berada di Masjid Nur Hasanah. Sedang posko RW 005 berada di balai pertemuan.

Ia berharap Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS) segera menormalkan Kali Jenes, khususnya dari Kleco sampai Sungai Bengawan Solo. Hal itu tak bisa dikerjakan Pemkot Solo karena pihak yang berwenang adalah BBWSBS. “Sedimentasi di Kali Jenes parah,” terang dia.

Sementara itu, anggota Linmas Kelurahan Laweyan, Lanjar Priyanto, 34, mengatakan warga terdampak banjir di kelurahan itu sudah kembali ke rumah masing-masing. Barang-barang yang sempat diungsikan juga sudah dikembalikan.

Lanjar menyiapkan posko untuk antisipasi banjir susulan. Alasannya, jarang ada kejadian banjir di Kelurahan Laweyan. “Juni kemarin banjir, tapi ini yang terparah,” kata dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif