SOLOPOS.COM - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo (tengah) rumah warga yang terendam banjir di Banyuanyar, Solo, Kamis (23/4/2015). Kunjungan gubernur tersebut untuk melihat langsung lokasi banjir akibat luapan Kali Pepe. (Sunaryo HB/JIBI/Solopos)

Banjir Solo membuka mata penduduk di Banyuanyar, Solo, terhadap bahaya besar lain yang mengancam.

Solopos.com, SOLO — Puluhan rumah yang berdiri di pinggir Kali Pepe rawan hanyut. Hal itu karena posisi rumah yang berada tepat di pinggir sungai. Pantauan Solopos.com, Jumat (24/4/2015) di RT 001/ RW 005, posisi rumah dari bibir sungai hanya 1 meter.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Kondisi tanah di bibir sungai tersebut juga sudah retak dan rawan terjadi longsor susulan. “Tadinya jaraknya 15 meter, tapi kemarin longsor jadi kena banjir,” kata salah seorang warga, Atun, 50, saat dijumpai Solopos.com di rumahnya.

Dia mengatakan banjir tersebut menerjang kadang mentok miliknya. “Ada 30 mentok yang hanyut terbawa banjir,” kata dia. Dia mengaku khawatir jika sewaktu-waktu banjir kembali melanda dan menerjang rumahnya. Kendati begitu, dia memilih tidak mengungsi.

“Waktu banjir itu saya mengungsi, tapi ini saya tinggal di sini saja [rumahnya]. Kami sudah siap-siap kalau banjir datang lagi,” ujar dia.

Ketua RW 05, Kelurahan Banyuanyar, Joko Suprapto, menyatakan di wilayahnya ada sekitar 40 rumah yang berdiri di bibir Kali Pepe. Rumah itu berada di tiga RT yakni di RT 001, RT 003, dan RT 004. “Ada sekitar 40 rumah yang berdiri di situ [pinggir Kali Pepe]. Di sana memang rawan longsor, rumah-rumahnya rawan hanyut,” kata dia di rumahnya, Jumat.

Lurah Banjarsari, Budi Utomo, mengimbau kepada warga yang tinggal di bantaran Kali Pepe untuk tetap waspada. Hal itu karena banjir masih mengancam. Kali pepe sewaktu-waktu bisa meluap. “Meskipun warga masih berada di rumah, tetap waspada,” kata dia di ruang kerjanya.

Sementara itu, salah seorang warga RT 002/RW 008, Banyuanyar, Tri Budi, 40, yang rumahnya longsor akibat banjir Kamis dini hari, pada Jumat (24/4/2015) pagi, masih bergotong royong membersihkan puing-puing rumahnya. Dengan alat seadanya, dia dibantu sanak saudaranya menyelamatkan barang-barang yang masih bisa dimanfaatkan.

Dia berharap, bantuan alat berat segera datang untuk mengevakuasi barang-barangnya sebelum banjir kembali datang melanda. “Masih banyak alat-alat yang tertimbun di bawah puing-puing itu. butuh alat berat agar bisa diselamatkan,” ujar dia, Jumat.

Akibat peristiwa itu, dia mengaku mengalami kerugian ratusan juta. “Bangunan yang longsor itu kan isinya alat-alat mesih bor untuk kerja suami saya. jadi kalau dihitung sekitar Rp100 juta lebih,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya