Soloraya
Kamis, 10 November 2016 - 16:15 WIB

BANJIR SOLO : Siaga, Ketinggian Air Kaliwingko di Joyotakan Sempat Naik 2,5 M

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Warga Kaliwingko Desa Madegondo Kecamatan Grogol Sukoharjo dievakuasi menggunakan perahu saat banjir melanda kawasan tersebut, Kamis (11/2/2016) pagi. (Istimewa/ilustrasi)

Banjir Solo, ketinggian muka air di pintu air Joyotakan naik 2,5 meter.

Solopos.com, SOLO — Hujan deras sejak Rabu (9/11/2016) siang sampai malam mengakibatkan tinggi muka air (TMA) Sungai Kaliwongko seperti tercatat di pintu air Joyotakan, Serengan, Solo, naik 2,5 meter. Sebelum hujan, TMA di pintu air itu hanya 1 meter. Namun, setelah hujan, Rabu malam, TMA naik jadi 3,5 meter.

Advertisement

Naiknya air tersebut masih normal belum sampai menggenangi rumah warga. Namun, warga sekitarnya khawatir dan mulai bersiap dengan memindahkan barang-barang elektronik ke tempat yang lebih tinggi.

Penjaga pintu air Joyontakan, Purwoko, mengatakan air mulai terpantau naik sejak Rabu malam pukul 21.00 WIB. Air terus bertambah sampai pukul 23.00 WIB mengakibatkan TMA di pintu air Joyotakan mencapai 3,5 meter atau siaga hijau.

Advertisement

Penjaga pintu air Joyontakan, Purwoko, mengatakan air mulai terpantau naik sejak Rabu malam pukul 21.00 WIB. Air terus bertambah sampai pukul 23.00 WIB mengakibatkan TMA di pintu air Joyotakan mencapai 3,5 meter atau siaga hijau.

“TMA di pintu air Joyotakan mencapai 3,5 meter bertahan sampai Kamis pukul 06.00 WIB. Sebelum terjadi hujan deras TMA hanya 1 meter,” ujar Purwoko saat ditemui Solopos.com di rumah pompa air Joyotakan, Kamis (10/11/2016).

Purwoko mengatakan air di Kaliwingko mulai surut pukul 06.15 WIB dengan TMA mencapai 2,70 meter. Dua pompa air dioperasikan sejak Rabu pukul 21.00 WIB sampai Kamis pukul 06.30 WIB.

Advertisement

Purwoko mengatakan pintu air Joyotakan berada di pertemuan antara dua anak Sungai Bengawan Solo yakni Sungai Tanggul, Serengan, Solo, dan Kaliwingko, Grogol, Sukoharjo. Naiknya air di pintu air Joyotakan masih terbilang normal.

Sirene early warning system (EWS) yang terpasang di pinggir sungai belum sampai berbunyi. “Kami membuka tiga pintu air di Kaliwingko setelah mendapati TMA di Sungai Tanggul turun menjadi 1,5 meter dari sebelumnya 3,10 meter ” kata dia.

Penjaga pintu air, lanjut dia, tidak berani membuka tiga pintu air kalau TMA di Sungai Tanggul lebih tinggi dibandingkan Kaliwingko. Kalau pintu air dibuka air dari Sungai Tanggul bisa berbalik arah masuk ke Kaliwingko dan menggenangi rumah warga.

Advertisement

“Kami menerima informasi limpasan air dari Sungai Dengkeng, Klaten, sampai nanti sore sehingga harus siap siaga,” kata dia.

Ia menambahkan pekan lalu menerima surat pemberitahuan siap siaga bencana banjir sampai 27 November dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Solo dan Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS). Intensitas hujan diprediksi mulai turun pada awal Desember.

Sementara itu, seorang warga Joyotakan, Sutarji, mengaku khawatir dengan naiknya TMA mencapai 3,5 meter di pintu air Joyotakan. Sejumlah peralatan elektronik sudah diamankan di lokasi yang lebih aman untuk mengantisipasi terjadinya banjir dadakan.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif