Soloraya
Senin, 20 Januari 2014 - 17:15 WIB

BANJIR SOLORAYA : Banjir Intai 7 Kecamatan di Klaten

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Rumah di Japanan, Cawas, Klaten terancam akibat erosi di Kali Dengkeng. (JIBI/SOLOPOS/Ivan Andimuhtarom)

Solopos.com, KLATEN — Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Klaten memberikan warning kepada tujuh kecamatan di Klaten yang dialiri Kali Dengkeng untuk mewaspadai banjir selama musim penghujan. BPBD telah mencanangkan darurat banjir sejak Desember 2013 hingga Maret 2014 di wilayah Klaten.

Kepala Bidang (Kabid) Kesiapsiagaan dan Penanggulangan Bencana BPBD Klaten, Joko Rukminto, mengatakan tujuh kecamatan yang di-warning tersebut adalah Karangdowo, Cawas, Gantiwarno, Bayat, Wedi, Trucuk, dan Juwiring. Pasalnya, ketujuh kecamatan itu menjadi wilayah yang menjadi aliran Kali Dengkeng yang airnya sering meluap saat hujan deras.

Advertisement

Dari tujuh kecamatan tersebut, menurutnya, Kecamatan Juwiring dan Wonosari menjadi wilayah yang paling rawan terkena banjir. “Kecamatan Juwiring dan Wonosari menjadi wilayah yang paling berbahaya terkena banjir. Sebab, dua kecamatan itu menjadi tempat pertemuan arus Sungai Bengawan Solo dengan Kali Dengkeng,” paparnya saat ditemui wartawan di ruang kerjanya, Senin (20/1/2014).

Lebih lanjut, pihaknya mengatakan dua kecamatan di Klaten tersebut juga menjadi wilayah langganan banjir. Menurutnya, banjir tersebut disebabkan air yang meluap dari Kali Dengkeng lantaran tidak mampu menampung debit air. Joko menambahkan meluapnya Kali Dengkeng juga disebabkan pendangkalan dan penyempitan di sepanjang aliran. “Pendangkalan di Kali Dengkeng sudah lebih dari 30%, sehingga membuat air mudah meluap,” paparnya.

Menurutnya, pendangkalan itu disebabkan oleh adanya material yang terbawa oleh aliran air di Kali Dengkeng dan akhirnya mengendap. Selain itu, partisipasi membuang sampah di sungai juga memperparah keadaan.

Advertisement

Apalagi, dengan intensitas hujan yang masih cukup tinggi ini, menurutnya, bisa menyebabkan banjir datang kapan saja. “Kondisi ini membuat air yang seharusnya terbuang ke Bengawan Solo justru malah meluap karena tidak dapat menampung debit air yang tinggi,” jelasnya.

Selain bencana banjir, Klaten saat ini juga waspada pada ancaman banjir lahar dingin dan longsor. Banjir lahar dingin itu di antaranya berada di sepanjang alur Kali Woro di lereng Gunung Merapi. Sedangkan, musibah longsor mengancam wilayah di sekitar Cawas dan Gantiwarno.

Untuk mengantisipasi musibah itu, pihaknya telah menyiapkan posko darurat selama 24 jam di BPBD Klaten. Selain itu, di masing-masing kecamatan juga sudah ada petugas yang mengkoordinir saat kondisi darurat. “Kami imbau agar warga terus waspada dan berhati-hati. Kesiapsiagaan harus dimulai sejak dini agar dampak bencana dapat diminimalkan,” ungkapnya.

Advertisement

Sementara, Komandan SAR Klaten, Pandu Wirabangsa, mengaku dalam kondisi siap siaga di musim penghujan ini. “Sejak November lalu kami sudah dalam kondisi siap siaga. Setiap hari, SAR Klaten juga ada relawan yang bertugas untuk piket,” katanya saat ditemui wartawan di Setda Klaten, Senin.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif