SOLOPOS.COM - Warga berhenti di dekat areal persawahan yang tergenang air setinggi 1 meter di Desa Pringanom, Masaran, Sragen, Kamis (23/4/2015). (Abdul Jalil/JIBI/Solopos)

Banjir Soloraya yakni di Sragen merendam 350 rumah dan 936 hektare sawah di lima kecamatan.

Solopos.com, SRAGEN – Banjir merendam total 936 hektare lahan persawahan di lima kecamatan di Sragen, Kamis (23/4/2015). Tanaman padi yang rata-rata masih berumur 14 hari hingga 20 hari itu terancam mati dengan potensi kerugian Rp2,499 miliar.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Selain merendam sawah, hujan yang mengguyur wilayah Sragen semalaman itu juga merendam sekitar 350 rumah di lima kecamatan tersebut. Lima kecamatan yang terjadi banjir, yaitu Plupuh, Masaran, Sidoharjo, Tanon, dan Kalijambe.

Pantauan di sejumlah desa di Kecamatan Masaran, Kamis, areal persawahan di Masaran terendam air sedalam 1,5 meter hingga menyerupai  danau.

Kepala Kesbangpol dan Linmas Sragen, Giyadi, mengatakan selain lahan pertanian seluas 936 hektare, sekitar 100 hektare lahan perkebunan milik masyarakat juga terendam air.

Dia juga mengatakan banjir ini diakibatkan dari luapan air Sungai Bengawan Solo. Lima kecamatan yang terkena banjir semuanya berada di aliran sungai tersebut.

“Yang paling parah di Kecamatan Sidoharjo, yaitu lahan yang terendam mencapai 360 hektare dan di Kecamatan Plupuh seluas 265 hektare,” katanya.

Perangkat Desa Dari, Kecamatan Plupuh, Yuri, mengatakan di desanya ada sekitar 300 rumah yang terendam air hingga mencapai 1 meter. Sedangkan areal persawahan yang terendam mencapai 45 hektare.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya