Banjir Soloraya terjadi di kawasan Masaran karena luapan Bengawan Solo.
Solopos.com, SRAGEN — Ratusan warga di Desa Pilang, Kecamatan Masaran, Sragen waswas karena tanggul darurat di pinggir Bengawan Solo yang terbuat dari tumpukan sak berisi pasir yang terletak di Dukuh Wirorejan, Pilang terancam jebol. Ketinggian air Bengawan Solo lebih tinggi 50 cm dari permukaan jalan di pinggir tanggul, Minggu (19/6/2016).
Akibatnya, air Bengawan Solo meluap ke jalan kampung lewat sela-sela lubang sempit pada tanggul darurat yang dibangun para sukarelawan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan warga beberapa waktu lalu.
Sak tanggul mulai rusak dan pasir yang terlihat mulai ditumbuhi rumput liar. Kekhawatiran warga itu disampaikan Penanggujawab (Pj) Kepala Desa Pilang, Suparman, kepada Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati dan Wakil Bupati (Wabup) Sragen Dedy Endriyatno saat meninjau tanggul darurat yang dibangun pada awal Februari lalu.
Dia menyampaikan warga Pilang tidak bisa tidur dan selalu siaga ketika elevasi air Bengawan Solo naik di atas permukaan jalan.
“Kami waspada sejak pukul 01.00 WIB dinihari. Warga waswas kalau permukaan Bengawan Solo terus meninggi maka tanggul darurat itu bisa jebol. Selain kekhawatiran bahaya itu, warga sudah terkena dampak banjir karena 15 hektare areal sawah siap panen tergenang air. Para petani bisa gagal panen bila air tak segera surut,” ujar Suparman yang juga Sekretaris Desa Pilang saat ditemui