SOLOPOS.COM - Tumpukan sampah memenuhi bibir pintu air Putat, Kampung Sewu, Jebres, Solo, Selasa (3/2/2015). Tumpukan sampah tersebut berpotensi mengakibatkan penyumbatan pada pintu air sehingga berdampak pada luapan air dalam waktu yang cepat mengingat intensitas hujan saat ini tengah relatif tinggi. (Reza Fitriyanto/JIBI/Solopos)

Banjir Soloraya diwaspadai karena saat ini musim penghujan. Penumpukan sampah di pintu air mengganjal pengendalian air karena pompa rawan macet.

Solopos.com, SOLO – Penumpukan sampah di sekitar pintu air di Kota Solo masih menjadi problem yang belum kunjung terselesaikan. Sampah plastik, debog pisang, ranting pohon hingga kasur menjadi pemandangan yang jamak di kawasan pintu air.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Tumpukan kotoran tersebut bisa menjadi pengganjal pengendalian air dalam cuaca ekstrem. Koordinator Rumah Pompa dari Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS), Purwoko, mengatakan operasional mesin pompa di pintu air rawan macet jika terhambat luberan sampah.

Padahal, keberadaan pompa sangat penting di tengah tingginya curah hujan belakangan. Purwoko menjelaskan limpasan air sebesar 1.000 liter bisa terlewatkan jika mesin telat beroperasi satu detik saja.

“Bayangkan kalau macetnya satu jam, bisa-bisa genangan bertambah dan luber ke permukiman warga,” ujarnya saat berbincang dengan , Selasa (3/2/2015).

Purwoko mengatakan pompa di Pintu Air Demangan sempat ngadat karena sampah. Saat itu, petugas harus membersihkan sampah plastik yang menempel di saringan pompa.

Padahal dalam waktu bersamaan debit air sedang tinggi-tingginya karena hujan lokal ditambah limpasan air dari kabupaten sekitar. “Untung di Demangan ada dua pompa. Jadi sembari membersihkan, satu mesin masih difungsikan,” kata dia.

Ia mengaku kesulitan memberi pemahaman warga ihwal kebersihan sungai. Menurut dia, kesadaran warga di sekitar pintu air kurang berefek jika warga secara umum masih hobi buang sampah di kali.

“Sampah di mana-mana kan muaranya ke pintu air. Kami serba sulit untuk mengingatkan,” ucap dia.

Petugas pembantu penjaga pintu air Demangan, Wanti, mengeluhkan sebagian warga masih sering membuang sampah di wilayah sungai. Wanti mengatakan pembersihan pintu air sering tidak bertahan lama seiring datangnya sampah-sampah baru.

“Sampah hasil kerja bakti malah dibuang ke kali. Kalau sampah kecil seperti plastik masih gampang diambil, tapi kalau sudah debog atau dahan-dahan pohon ya bisa menyumbat. Warga masih memperlakukan sungai seperti tempat sampah,” ucap dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya