Soloraya
Selasa, 25 Februari 2014 - 22:32 WIB

BANJIR SRAGEN : Permukaan Waduk Kedung Ombo Naik, Jalur ke Gunung Kemukus Terputus

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (Dok/JIBI/SOLOPOS)

Solopos.com, SRAGEN — Tinggi permukaan air Waduk Kedung Ombo (WKO) yang terus meningkat membuat Jembatan Pendem yang berada di perbatasan Sumberlawang-Miri, Sragen, terendam air. Kondisi itu membuat akses menuju ke sejumlah desa, termasuk kawasan wisata Gunung Kemukus, sering terputus.

Jalur menuju beberapa seperti Soka dan Bagor di Miri serta Desa Pendem di Sumberlawang terganggu. Berdasarkan pantauan Solopos.com, jalur utama di jembatan yang melintang WKO itu sudah terendam air. Sementara, akses yang berada di posisi lebih tinggi di jalur utama tersebut hingga ini masih bisa dilintasi. Namun, jalur tersebut hanya cukup untuk dilintasi sepeda motor serta pejalan kaki. Sejumlah mobil yang berniat menyeberang  harus berbalik arah dan memutar melintasi jalur yang lebih jauh.

Advertisement

Salah satu warga Desa Pendem, Harno, mengungkapkan jembatan terendam hampir setiap terjadi terutama saat musim hujan tiba. Disampaikannya, akibat terendamnya jembatan itu, tak hanya akses ke sejumlah desa yang terganggu, jalur menuju obyek wisata Gunung Kemukus sering terputus.

Harno menjelaskan saat jembatan terendam banjir, warga terbiasa melintasi WKO menggunakan perahu. Tak gratis, warga yang berniat menyeberang harus merogoh kocek setidaknya Rp4.000. “Biasanya kalau banjir ya naik perahu. Perahu-perahu sudah dipersiapkan sebelumnya oleh warga,” jelasnya saat ditemui Solopos.com di sekitar waduk, Selasa (25/2/2014).

Warga lainnya, Yupi, menjelaskan jika tak menghendaki naik perahu, akses menuju ke sejumlah desa serta Gunung Kemukus harus melintasi jalur lain yang menempuh jarak lebih jauh. “Kalau tidak naik perahu ya harus memutar sekitar 5 km,” katanya.

Advertisement

Sementara itu, Kepala Desa Pendem, Herdiana, terandamnya jembatan sudah terjadi sejak Minggu (23/2/2014). “Mulai terendam sekitar dua hari yang lalu. Tetapi masih bisa dilewati untuk jalur yang sisi atas. Untuk mobil sudah tidak bisa,” ungkapnya.

Herdiana menuturkan terendamnya jembatan cukup mengganggu aktivitas warga terutama para petani serta siswa sekolah. “Banyak anak di wilayah Pendem sekolah di Desa Barong, jelas kalau jembatan terendam itu mengganggu aktivitas mereka. Terendamnya jembatan juga menurunkan pemasukan para tukang ojek serta pendapatan obyek wisata,” jelasnya.

Terkait kondisi jembatan yang setiap tahun terputus akibat terendam air WKO, Herdiana menjelaskan pihaknya sudah mengusulkan ke pemkab untuk pembangunan jembatan layang di jalur tersebut. Hanya saja, hingga kini usulan tersebut belum ditanggapi.

Advertisement

Kepala Desa Soka, Kardi, menuturkan setidaknya warga yang tinggal di empat dukuh terdampak Jembatan Pendem terendam air WKO. “Ya kalau mau menuju balai desa harus berputar dulu. Tetapi warga sudah biasa dengan kondisi ini,” katanya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif