SOLOPOS.COM - Dua warga melintas di Jalan Sukoharjo Kota-Tawangsari di dekat Kampung Tambahrejo RT 005/Rw 006, Jetis, Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten Sukoharjo, Jumat (20/2/2015). (Rudi Hartono/JIBI/Solopos)

Banjir Sukoharjo menggenangi 50 rumah warga. Ratusan penghuni kamar indekos bahkan harus mengungsi.

Solopos.com, SUKOHARJO Lebih dari 50 rumah warga dan tempat indekos tiga kampung di Kecamatan Sukoharjo terendam banjir menyusul turunnya hujan selama tujuh jam pada Kamis (19/2/2015). Ratusan penghuni kamar indekos yang mayoritas merupakan pekerja pabrik PT Sritex harus mengungsi.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Informasi yang dihimpun Solopos.com di lokasi, Jumat (20/2/2015), banjir merendam Kampung Pangin RT 002/RW 007 sisi barat. Kampung tersebut berada di Kelurahan Joho.

Selain itu banjir juga melanda Kampung Tambahrejo RT 005/RW 006, Kelurahan Jetis. Ari juga menggenangi sebagian kecil kampung di dekat Tambahrejo, yakni Kampung Seliran dan Ngemplak. Keduanya berada di Kelurahan Jetis.

Sedangkan di bantaran Sungai Bengawan Solo di Desa Laban, Mojolaban, Sukoharjo, ketinggian air mencapai 1,5 meter. Air mulai memasuki rumah-rumah warga Desa Laban pada Kamis (19/2/2015) pukul 23.00 WIB.

Pantauan Solopos.com di Kampung Pangin RT 002/RW 007, Jumat pukul 08.00 WIB, air menggenang sejumlah rumah warga dan jalan kampung setempat.

Beberapa orang dewasa keluar dari rumah berjalan kaki menerabas genangan air di jalan kampung menuju dataran yang lebih tinggi. Saat itu ketinggian air melebihi lutut mereka. Selain mereka, tidak ada aktivitas penghuni rumah yang terjebak banjir.

Di Tambahrejo, banjir merendam hingga jalan Sukoharjo Kota-Tawangsari. Jalan tersebut lebih tinggi dari permukiman warga di Kampung Tambahrejo.

Warga Pangin RT 002/RW 007, Mariman, 47, saat ditemui Solopos.com mengatakan air mulai masuk ke kampung pukul 22.00 WIB. Kala itu hujan belum reda. Menurut dia ketinggian banjir di dataran paling rendah, yakni di kampung sisi barat, mencapai perut orang dewasa hingga masuk ke dalam rumah-rumah warga. Dia mendapat informasi dari penghuni rumah yang terjebak banjir, air di dalam rumah mencapai ketinggian lutut orang dewasa pada tengah malam.

“Rumah warga Pangin yang terendam kalau 20 unit ya lebih. Itu belum termasuk rumah yang dijadikan tempat indekos,” kata lelaki itu.

Sebagian warga memilih tetap di rumah sembari menunggu banjir surut. Hal itu untuk mengantisipasi pencurian barang-barang berharga di dalam rumah.

Sementara itu di Desa Labar, tenda-tenda sudah didirikan di sepanjang tanggul Desa Laban oleh warga pada Jumat sekitar pukul 00.00 WIB. Tenda-tenda tersebut merupakan tenda yang disediakan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sukoharjo dan sebagian lainnya milik warga sendiri.

Menurut data dari Balai Desa Laban, saat ini korban banjir yang berada di bantaran mencapai 244 jiwa. Sedangkan korban banjir genangan berjumlah 50 jiwa. Kepala Desa Laban, Sugiono, saat ditemui Solopos.com, Jumat (20/2/2015) di Balai Desa, mengatakan, “Saat ini Balai Desa sudah menerima bantuan dari BPBD berupa sembako dan peralatan lain seperti tikar dan selimut.”

Sugiono juga mengatakan Desa Laban, Sukoharjo memiliki anggaran sebesar Rp10juta untuk membantu warga yang terkena musibah banjir. Sebagai salah satu wilayah yang kerap terkena banjir, Sugiono mengatakan banjir tahun ini bukan banjir terparah. Di tahun 2007, banjir bahkan menggenang hampir 2/3 desa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya