SOLOPOS.COM - Informasi Pencegahan Demam Berdarah (Dok/JIBI/Solopos)

Banjir Sukoharjo dikhawatirkan berimbas pada penyebaran diare dan DBD.

Solopos.com, SUKOHARJO – Penyakit diare dan demam berdarah dengue (DBD) mengintai warga yang berdomisili di daerah rawan bencana banjir di Sukoharjo.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Kepala Seksi (Kasi) Pengendalian Penyakit Bidang Penanggulangan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) DKK Sukoharjo, Bambang Sudiyono, mengatakan warga yang berdomisili di bantaran Sungai Bengawan Solo harus mewaspadai penyebaran penyakit diare dan DBD saat terjadi banjir. Bibit penyakit bisa menyerang warga yang daya tubuhnya melemah.

“Hingga kini, belum ada laporan kasus penyakit menular yang diderita para korban banjir di Desa Sidorejo, Kecamatan Bendosari maupun di Desa Tegalmade, Kecamatan Mojolaban,” kata dia, saat ditemui di rumah susun sederhana sewa (rusunawa) di Kelurahan Joho, Kecamatan Sukoharjo, Kamis (4/2/2016).

Biasanya, para korban banjir kerap menderita penyakit diare. Saat kondisi daya tahan tubuh melemah, bibit penyakit diare bakal masuk ke dalam tubuh. Begitu juga dengan penyakit DBD yang disebabkan gigitan nyamuk aedes aegpyti.

“Penyakit diare lebih mudah untuk ditangani dibanding penyakit DBD. Warga harus menjaga daya tahan tubuh selama terjadi banjir,” ujar Bambang.

Menurut dia, jumlah kasus penyakit DBD selama Januari hanya lima kasus. Petugas kesehatan segera menindaklanjuti jika ada laporan kasus penyakit DBD. Petugas juga akan melakukan pengasapan atau fogging di lokasi munculnya kasus penyakit DBD.

Lebih jauh, Bambang menambahkan seluruh kecamatan di Kabupaten Jamu endemis penyakit DBD. Selama ini, kasus penyakit DBD terbanyak terjadi di wilayah perkotaan yang terdapat permukiman padat penduduk. Selain itu, mobilitas penduduk juga mempengaruhi meningkatnya kasus penyakit DBD.

Di sisi lain, Camat Bendosari, Sumarno, mengatakan warga yang berdomisili di pinggir saluran irigasi sekunder Colo Timur di Desa Tanjungsari, Kecamatan Bendosari langsung membersihkan genangan air di sekitar rumahnya masing-masing. Genangan air itu berpotensi menjadi tempat bertelur nyamuk aedes aegypti.

Diberitakan sebelumnya, sedikitnya 56 rumah penduduk di pinggir saluran irigasi sekunder Colo Timur terendam banjir sejak Selasa (2/2/2016) malam. Air saluran irigasi meluap hingga ruas Jl. Jenderal Sudirman.

“Setelah banjir surut, warga langsung membersihkan genangan air di halaman rumah maupun pot tanaman yang terendam banjir,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya