Solopos.com, SOLO–Ketua Barisan Ansor Serbaguna (Banser) Kota Solo, Arif Syarifuddin, membantah pelaku pembunuhan terhadap Joko Siswoyo, seorang guru MI di Boyolali, yang jasadnya ditemukan di Bengawan Solo, merupakan anggotanya.
“Itu hanya informasi yang beredar. Sudah lama keluar, dan bukan Banser. Jadi pelaku ini bukan anggota Banser. Dulu kalau mau jadi Banser ada tahapan-tahapannya. Dia sudah melewati tahap I. Belum resmi jadi Banser,” ujar dia, Rabu (10/5/2023).
Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya
Arif menjelaskan sejak awal pandemi Covid-19 pelaku pembunuhan guru MI sudah tidak aktif. Surat tertulis tidak aktifnya yang bersangkutan ada. Tapi dia tidak tahu persis alasan yang bersangkutan tidak aktif.
“Untuk alasan kurang tahu,” tutur dia. Surat tidak aktifnya sosok bernama Agung Nugroho tersebut menurut Arif telah dilaporkan secara berjenjang di internal organisasi. Mulai dari ranting ke anak cabang hingga ke dirinya. Di surat itu dilaporkan nama dan alamat di situ tidak aktif lagi.
Arif mengaku sudah mendengar kabar yang beredar bahwa pelaku pembunuhan adalah anggota Banser. Tapi, dia tidak menitikberatkan informasi itu. Dia lebih menitikberatkan hubungan pelaku dengan korban di perguruan bela diri.
Di perguruan itulah mereka kenal kemudian akrab sebagai rekan atau teman. “Ya saya sudah tahu. Tapi, kalau kami kan tidak menitik beratkan di situ. Hubungan pelaku dengan korban ini kan sama-sama di tempat bela diri. Kenal, akrab,” urai dia.
Arif juga menyayangkan tragedi pembunuhan secara sadis guru MI di Boyolali oleh beberapa pelaku. Apalagi cara para pelaku membunuh korban terbilang sadis. “Kami menyayangkan saja kok sampai seperti itu. Tapi namanya orang khilaf,” kata dia.