Soloraya
Rabu, 17 Februari 2021 - 08:00 WIB

Bantaran Sungai Banjiran Klaten, Dulu Lokasi Pembuangan Sampah Kini Jadi Tempat Baca

Ponco Suseno  /  Ahmad Baihaqi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Anak-anak membaca buku di Bantaran Sungai Banjiran di RT 001/RW 001, Tegalrejo, Meger, Ceper, Selasa (16/2/2021). Dahulunya, lokasi itu dipenuhi tumpukan sampah. (Solopos/Ponco Suseno)

Solopos.com, KLATEN – Bantaran Sungai Banjiran di RT 001/RW 001, Tegalrejo, Meger, Ceper telah disulap warga setempat sebagai tempat membaca yang mengasyikkan, Selasa (16/2/2021) pagi. Padahal, lokasi tersebut dahulunya dikenal sebagai tempat pembuangan sampah secara liar.

Berdasarkan informasi yang dihimpun Solopos.com, warga di bantaran RT 001/RW 001 rutin bergotong royong membersihkan sampah sejak satu tahun terakhir. Aneka sampah dari plastik, rumpun bambu, dan lainnya dibersihkan warga dari sungai dan bantaran sungai.

Advertisement

Selanjutnya, warga berkomitmen tak membuang sampah ke sungai atau pun di bantaran sungai itu. Alhasil, kondisi sungai dan bantaran di Kali Banjiran relatif bersih.

Baca Juga: Silken Tahoo Kuliner Kembang Tahu Hadir di Kehangatan Imlek

Advertisement

Baca Juga: Silken Tahoo Kuliner Kembang Tahu Hadir di Kehangatan Imlek

Begitu suasana di sungai terlihat asri, warga setempat mulai menggelar kegiatan positif. Lokasi yang adem nan sejuk itu disulap menjadi Gubuk Baca Perengan yang menyenangkan. Di bantaran itu terdapat lincak atau kursi terbuat dari bambu yang dijadikan para bocah tempat untuk membaca buku.

Sembari membaca buku, di depan mereka terdapat gemercik aliran Sungai Banjiran yang hulunya dari lereng Gunung Merapi. Di atas mereka terdapat pohon bambu berukuran jumbo. Lebatnya daun bambu membuat suasana di bantaran terlihat selalu adem. Lokasi tersebut seolah jarang memperoleh pancaran sinar matahari sehingga saat siang pun suasanya tetap sejuk.

Advertisement

Kerjasama

Slamet Zubaidi mengatakan konsep membangun tempat baca bagi anak-anak itu diwujudkan bersama mahasiswa Universitas Diponegoro (Undip) Semarang yang kebetulan menggelar Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Meger. Langkah itu pun didukung penuh pemerintah desa (pemdes) dan Sekolah Sungai Klaten.

“Tempat ini dahulunya dipenuhi sampah. Di sebelah kanan sampah. Di kiri pun sampah. Ini bagian upaya kami. Minimal, ini upaya meningkatkan budaya literasi sekaligus mengurangi anak bermain gadget,” katanya.

Gubuk Baca Perengan di Meger dibuka setiap hari. Koleksi bukunya baru mencapai 100-an buku. Itu pun hasil donasi dari seorang dosen dari sebuah universitas di Jogja. Koleksi buku bacaan terdiri dari dongeng anak, menu masakan, dan lainnya.

Advertisement

Anak-anak yang datang ke Gubuk Baca Perengan sebagian besar duduk di bangku TK, SD, dan SMP. Lantaran masih berlangsung pandemi Covid-19, anak-anak pun tetap diwajibkan menaati protokol kesehatan, seperti memakai masker.

Baca Juga: Luweng di Joho Wonogiri Ketemu, Pencarian Berlanjut ke Sumberagung

Sejumlah anak yang belajar dan membaca di gubuk tersebut, Selasa (16/2/2021) tak melulu berdiam diri di gubuk atau pun di bantaran Sungai Banjiran. Di lokasi itu, mereka juga belajar menanam tanaman, di antaranya tanaman jahe dan tanaman lainnya. Lokasi penanaman berada di bekas tumpukan sampah di pinggir sungai setempat.

Advertisement

“Saat ini di sekolah belajarnya dalam jaringan (daring). Saat senggang di rumah, lebih baik membaca buku di sini bersama teman-teman yang lain. Membaca buku di sini rasanya gampang masuk ke pikiran. Suasanya tenang dan sejuk. Ini saya baru baca buku tentang menu atau masakan,” kata siswi kelas III MTs 1 Klaten sekaligus warga Meger, Kecamatan Ceper, Salsabila.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif