SOLOPOS.COM - Produk olahan buah lemon hasil program mahasiswa kuliah kerja nyata (KKN) dari Institut Pertanian Bogor (IPB) di Dusun Tanggung, Desa Ngambarsari, Kecamatan Karangtengah, Kabupaten Wonogiri, Minggu (31/7/2022). (Istimewa)

Solopos.com, WONOGIRI — Sebanyak 53 kepala keluarga di Dusun Tanggung, Desa Ngambarsari, Kecamatan Karangtengah, Kabupaten Wonogiri memilih menanam pohon lemon dalam beberapa tahun terakhir. Produksi lemon di Dusun Tanggung mencapai 2,5 ton per tahun.

Ketua Kelompok Tani Dusun Tanggung, Suyarno, mengatakan setiap kepala keluarga di daerahnya menanam pohon lemon secara beragam. Satu kepala keluarga memanfaatkan lahan di pekarangannya rumahnya ditanami pohon lemon sebanyak lima pohon hingga di atas 10 pohon.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Semula, PT Perkebunan Nusantara (PTPN) IX yang berkantor di Karanganyar, Jawa Tengah mengajak warga Dusun Tanggung, Desa Ngambarsari, Kecamatan Karangtengah menanam pohon lemon di tahun 2018. Antara PTPN IX dengan warga menjalin kerja sama. Hasil lemon dikirim ke PTPN IX Karanganyar.

“Dulu, petani saya kumpulkan dan mulai menanam lemon bersama. Setelah panen, ternyata hasilnya tidak terlalu banyak. Kalau kami mengirim hasil produksinya tidak seimbang dengan biaya operasionalnya. Setelah produksinya dirasa kurang, akhirnya produksi lemon dipasarkan ke pasar lokal, yaitu saat ada pesanan atau ke pasar-pasar yang kebanyakan di lingkup Wonogiri,” kata Suyarno, saat dihubungi Solopos.com, Minggu (31/7/2022).

Suyarno mengatakan sempat memasarkan lemon hingga ke Jakarta, Juni 2022. Saat itu, jumlah yang dikirim di bawah 50 kilogram.

Baca Juga:Mahasiswa UNS-IPB Benahi Data Desa di Wonogiri dengan Pendekatan Drone

“Tapi setelah itu tidak pesan lagi. Tidak ada kabar juga. Kebutuhan kami itu di relasi pasar. Kemarin, mahasiswa kuliah kerja nyata (KKN) dari Institut Pertanian Bogor (IPB) juga membantu cara pemasaran secara online,” katanya.

Mahasiswa IPB sekaligus Ketua KKN di Desa Ngambarsari pada 2022, Avicenna Lukman, mengatakan pembuatan produk olahan buah lemon dilakukan secara sederhana. Semula, lemon disortir alias dipilih yang sudah matang (kulit lemon berwarna kuning). Selanjutnya dibersihkan dan diperas sampai keluar semua airnya sebelumnya akhirnya disaring agar tak ada bijinya.

Air yang telah disaring lalu dipanaskan sekitar 15 menit. Tingkat kepanasannya mencapai 70o celcius. Berikutnya, air tersebut dimasukkan ke dalam botol plastik PET (polyethylene terephthalate), yaitu jenis botol yang biasanya berwarna jernih atau bening, permukaannya halus, tidak mudah rusak atau pecah, dan tahan suhu panas.

“Setelah dituangkan semuanya, botol itu disegel, ditutup, dan dimasukkan ke bak berisi air dingin atau normal. Tujuan, agar botol steril dan memperpanjang usia simpan sari lemon [produk hasil olahan buah lemon],” terangnya.

Baca Juga: KKN di Wonogiri, Mahasiswa IPB Diharapkan Atasi Masalah Kekeringan

Produk sari lemon yang diolah mahasiswa IPB masih dalam tahap uji coba. Jumlahnya pun masih tergolong sedikit, yakni 15 botol yang masing-masing berisi 250 mililiter (ml).

Terkait program pemasaran online, targetnya tidak hanya dikhususkan pada produk lemon. Tapi produk-produk lain di Dusun Tanggung. Sosialisasi itu dilaksanakan melalui kerja sama dengan kelompok wanita tani (KWT).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya