Soloraya
Selasa, 11 Oktober 2022 - 18:10 WIB

Bantu Petani Miri Sragen, Baznas Kembangkan 50 Hektare Tanaman Jagung

Tri Rahayu  /  Kaled Hasby Ashshidiqy  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Bupati Sragen bersama pengurus Baznas, petani dan pimpinan daerah Sragen menanam jagung secar simbolis di areal lahan seluas 50 hektre di Desa Bagor, Kecamatan Miri, Sragen, Selasa (11/10/2022). (Istimewa/Baznas Sragen)

Solopos.com, SRAGEN — Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kabupaten Sragen melakukan pendampingan penanaman jagung seluas 50 hektare di Desa Bagor, Kecamatan Miri, Sragen. Penanaman perdana jagung dengan bibit berkualitas ini dilaksanakan Bupati bersama forum pimpinan daerah dan pimpinan Baznas Sragen pada Selasa (11/10/2022).

Baznas Sragen Mengeluarkan dana sampai Rp1,2 miliar untuk pengembangan tanaman jagung di desa tersebut. Ketua Baznas Sragen Mustaqim dalam siaran pers yang diterima Solopos.com, Selasa siang, menerangkan anggaran sebanyak itu digunakan untuk penyediaan sarana produksi pertanian (saprodi). Selain itu juga untuk pengadaan sarana peralatan pertanian, pengembangan sumber daya manusia (SDM), dan biaya pendampingan.

Advertisement

“Sebelum dilakukan intervensi program oleh Baznas, rata-rata produksi per hektare hanya 4 ton. Dengan sentuhan teknologi pertanian yang diajarkan Baznas bersama perusahaan mitra maka hasil produksi jagung ditargetkan bisa naik dua kali lipat, yakni 8 ton per hektare. Otomatis pendapatan petani juga naik dua kali lipat,” jelas Mustaqim.

Baca Juga: Dipancing Rp17,5 Juta, Bisa Keluar Rp35 Juta untuk Rehab RTLH di Sragen

Dia menerangkan dalam sistem pemberdayaan tanaman jagung itu ada jaminan pembelian atau off taker dari perusahaan mitra Baznas. Dengan demikian petani tidak khawatir lagi dengan akses pasar. Baznas berharap program pemberdayaan ini berhasil dan bisa meningkatkan taraf hidup ekonomi petani Bagor.

Advertisement

Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati, berharap pendampingan Baznas bisa membantu petani Sragen. “Harapannya hasil panen di lahan seluas 50 hektare lebih baik. Nanti 105 hari lagi, saya akan buktikan untuk melihat hasil panen jagung ini, yakni minimal 8 ton per hektare,” ungkapnya.

Ia ingin ke depan pengembangan yang sama bisa diarahkan untuk padi organik, ubi, atau garut untuk ketahanan pangan yang kuat di Sragen. “Dengan ketahanan pangan maka negara tidak perlu takut dengan resesi ekonomi dunia,” jelasnya.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif