SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/SOLOPOS/Farid Syafrodhi)

Ilustrasi (JIBI/SOLOPOS/Farid Syafrodhi)

SRAGEN – Bantuan buku modul pembelajaran [bukan lembar kerja siswa (LKS) sebagaimana diberitakan sebelumnya] rencananya hanya diperuntukkan bagi pemilik Kartu Siswa Pintar Warga Sukowati (Sintawati). Dinas Pendidikan mengajukan usulan anggaran Rp10 miliar dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) Sragen tahun 2013.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Kepala Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Sragen, Suwardi, mengungkapkan jika usulan Dinas Pendidikan disetujui DPRD Sragen, tahun 2013 ada bantuan modul pembelajaran bagi siswa Sragen yang memiliki Kartu Sintawati. Namun Suwardi belum bersedia membeberkan bagaimana mekanismenya lebih rinci. Alasannya program itu masih dibahas di DPRD, sehingga belum ada kepastian disetujui atau tidak. “Semua masih dalam tahap pembahasan. Kita tunggu hasilnya terlebih dahulu,” ujarnya kepada Solopos.com, Rabu (21/11/2012).

Modul pembelajaran yang dibantu, ungkapnya, hanya dibatasi modul mata pelajaran yang diujikan saat Ujian Nasional (UN). Terkait anggaran yang diusulkan senilai Rp10 miliar, ungkapnya, karena siswa yang dibantu jumlahnya cukup banyak. Ketika dihitung harga buku Rp5.000/buku, nilainya sudah mencapai miliaran rupiah. “Ini sifatnya masih sementara karena harga buku kemungkinan lebih dari Rp5.000/buku,” katanya.

Buku modul baru perlu dianggarkan, terangnya, karena pada 2013 ada perubahan kurikulum pembelajaran secara nasional. Hingga kini belum ada info apakah ada anggaran dari pusat atau tidak, sehingga pemerintah daerah perlu menyiapkannya.
Salah seorang Siswa Kelas V SDN Sine 1, Winor Zalsadilla Ristya Putri, mengungkapkan selama ini ia dipinjami buku modul pembelajaran dari sekolah, sehingga tak perlu beli. Jika ada biaya, ia meminta uang kepada orangtua untuk membeli buku penunjang.

“Buku penunjang sifatnya tidak wajib, boleh beli boleh tidak,” katanya. Sementara LKS, terangnya, diwajibkan guru untuk membelinya. Semester ini, ia harus membeli sembilan LKS yang harganya Rp5.000/LKS.

Senada, siswa SMPN 1 Masaran, Rizki, mengungkapkan buku modul bisa ia peroleh secara gratis karena dipinjami pihak sekolah. Selama ini ia hanya membeli LKS yang jika dibeli semua jumlahnya 16 buah. Harga setiap LKS sebesar Rp4.000. “Kalau kata guru sebenarnya boleh beli, boleh tidak. Tapi kebanyakan siswa beli,” ungkapnya. Khusus siswa dari keluarga miskin, katanya, dibelikan LKS oleh sekolah.

Siswa SMP Krida Wacana Sragen, Vindy, mengatakan semester ini ia diharuskan membayar LKS sebesar Rp30.000. Sedangkan untuk buku modul pembelajaran, bisa ia peroleh dengan meminjam di perpustakaan sekolah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya