SOLOPOS.COM - KERATON--Pengguna jalan melintasi kawasan Kori Kamandungan Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, Senin (23/4/2012). (Dwi Prasetya/JIBI/SOLOPOS)
KERATON--Pengguna jalan melintasi kawasan Kori Kamandungan Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, Senin (23/4/2012). (Dwi Prasetya/JIBI/SOLOPOS)
SOLO–Sebanyak 10 anggota tim utusan Kusumo Wandowo yang berisi sentana atau putra-putri dalem Keraton Kasunanan Surakarta, Rabu (23/5/2012) pagi datang ke Balaikota Solo. Mereka berniat menemui Walikota Solo, Joko Widodo guna meminta klarifikasi.
Terlihat di antara mereka, KGPH Puger, KP Satryo Hadinagoro, KP Winarno Kusumo, KGPH Mangkubumi, GKR Timur, ahli waris Wiryodiningrat Gunadi HS, dan beberapa orang lain. Sayangnya, hingga pukul 10.00 WIB, Jokowi belum juga menampakkan diri.
Mereka ditemui oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Solo, Budi Suharto dan pembahasan lebih banyak terpusat pada masalah bantuan hibah dari Pemkot ke keraton yang sejak 2010 lalu bermasalah.
“Masalah timbul ketika penerima bantuan dialihkan dari Sasana Wilapa, langsung ke Sinuhun (PB XIII Hangabehi-red),” ujar Satryo Hadinagoro yang bertindak sebagai juru bicara dalam pertemuan yang berlangsung di Ruang Rapat Walikota itu.
Menjawab hal tersebut, Sekda, Budi Suharto mengatakan pengalihan bantuan dari Sasana Wilapa ke Sinuhun semata karena masalah legitimasi pertanggungjawaban keuangan.
“Ketika berhadapan dengan pemeriksa keuangan (BPK) kami harus bisa menjelaskan siapa itu Sasana Wilapa, hubungannya apa dengan Keraton dan sebagainya. Untuk bantuannya di internal akan dilaksanakan oleh siapa silakan. Tapi siapa yang bertanggung jawab harus terlegitimasi.”
Pertemuan berlangsung hingga lewat pukul 11.00 WIB dan Walikota tak juga hadir. Hingga akhirnya pertemuan dibubarkan.