SOLOPOS.COM - Orang tua siswa mengikuti audiensi bersama Kepala SDN 1 Luwang, Gatak, Sukoharjo, Haryadi Prasaja, di sekolah setempat, Kamis (8/1/2015). (Moh. Khodiq Duhri/JIBI/Solopos)

Bantuan siswa miskin Sukoharjo diberikan untuk meringankan beban siswa kurang mampu.

Solopos.com, SUKOHARJO — Sebagian orang tua siswa SDN 1 Luwang, Kecamatan Gatak, Sukoharjo, menuntut transparansi pengelolaan dana hasil pemotongan Bantuan Siswa Miskin (BSM) tahap I dan II masing-masing senilai Rp50.000/anak pada 2014.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Orang tua siswa menilai dana hasil pemotongan BSM tersebut tidak jelas peruntukannya. Sesuai kesepakatan orang tua siswa, hasil pemotongan dana tersebut seharusnya diberikan kepada siswa yang tidak mendapatkan BSM.

“Sampai sekarang kami tidak menerima laporan untuk apa dana hasil pemotongan BSM itu. Kami sudah cek, ternyata dana itu tidak diberikan kepada siswa yang tak mendapat BSM,” ujar Suryono, salah satu orang tua siswa saat ditemui wartawan seusai mengikuti audiensi dengan Kepala SDN 1 Luwang , Haryadi Prasaja, di sekolah setempat, Kamis (8/1/2015).

Sebanyak 44 siswa SDN 1 Luwang mendapat BSM tahap I senilai Rp425.000/anak. Akan tetapi, masing-masing siswa hanya mendapat Rp355.000. Potongan dana senilai Rp20.000 digunakan untuk pembuatan buku tabungan, sementara potongan senilai Rp50.000 rencananya digunakan untuk santunan siswa yang tak mendapat BSM.

“Potongan Rp50.000 juga dilakukan saat pencairan BSM tahap II. Jika ada sekitar 40 siswa, maka dana hasil pemotongan BSM tahap I dan II mencapai Rp4 juta. Lalu digunakan untuk apa dana Rp4 juta itu. Kami meminta kepala sekolah bersikap transparan,” jelas Suryono.

Adi Heru, orang tua siswa lain, mengaku belum mendapat penjelasan dari sekolah tentang kegunaan hasil pemotongan BSM tahap I dan II senilai Rp50.000/siswa itu.

Saat ditemui wartawan, Kepala SDN 1 Luwang, Haryadi Prasaja, membantah adanya pemotongan dana BSM senilai Rp50.000/siswa tersebut. “Tidak ada pemotongan. Itu [potongan dana BSM] kehendak wali murid,” katanya.

Saat ditanya realisasi dana hasil pemotongan BSM senilai Rp50.000/siswa itu, Haryadi mengaku tidak tahu menahu. “Tanyakan kepada orang tua siswa,” kilah dia sambil berlalu meninggalkan rombongan wartawan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya