Soloraya
Rabu, 28 Februari 2024 - 17:11 WIB

Banyak Destinasi Wisata Ikonik, Solo The Incredible City

Kurniawan  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - General Manager (GM) Solo Safari, Shinta Adithya (kanan) dan CEO Lokananta, Wendi Putranto (tengah) saat Bincang Santai Solo The Incredible City di Pendapi Gede Balai Kota Solo, Rabu (28/2/2024) siang. (Solopos.com/Kurniawan)

Solopos.com, SOLO—Tiga tahun terakhir Kota Solo di bawah kepemimpinan Wali Kota, Gibran Rakabuming Raka, dan Wakil Wali Kota, Teguh Prakosa, mengalami perkembangan pesat di banyak bidang atau sektor.

Salah satu perkembangan yang begitu terasa di sektor pariwisata, dengan munculnya destinasi-destinasi wisata unggulan dan ikonik. Seperti Solo Safari, Lokananta, dan Masjid Syeikh Zayed Gilingan.

Advertisement

Kehadiran destinasi-destinasi wisata itu memberikan warna tersendiri yang sukses menarik banyak orang untuk datang ke Kota Bengawan. Alhasil, belakangan Solo terus berkembang menuju The Incredible City.

Demikian benang merah Bincang Santai Solo The Incredible City di Pendapi Gede Balai Kota Solo, Rabu (28/2/2024). Hadir sebagai narasumber, General Manager (GM) Solo Safari, Shinta Adithya; CEO Lokananta, Wendi Putranto, dan Ketua Pengurus Masjid Syeikh Zayed, KH Abdul Rozaq Shofawi.

Dalam kesempatan itu para narasumber bercerita tentang perbedaan destinasi wisata Solo sekarang dengan sebelumnya. Seperti Lokananta yang telah bertransformasi tidak hanya menjadi studio rekaman musik. Destinasi wisata yang terletak di depan The Sunan Hotel Solo itu telah banyak berubah.

Advertisement

“Sekarang Lokananta tidak hanya tentang musik. Ada macam-macam, seni rupa, musik, Food and Beverage, fashion, hobbies seperti ada toko helm, fashion, barbershop, nail art, tattoo parlor, dan banyak lagi lainnya. Kami juga jadi etalase brand-brand lokal biar dikenal lebih banyak orang,” ujar Wendi.

Menurut dia, pada weekdays jumlah pengunjung Lokananta di kisaran 1.000 orang. Sedangkan pada akhir pekan dan hari libur jumlah pengunjung di kisaran 1.500-2.000 orang. Sementara Shinta Adithya mengatakan Solo Safari sudah jauh berbeda dibandingkan dengan Taman Satwa Taru Jurug.

“Kami hadir dengan konsep lebih dekat, indah, dan modern. Yang pernah ke TSTJ, satwa-satwanya dikandangkan. Sekarang kami hadir dengan konsep lebih estestik, lebih dekat, sehingga pengunjung bisa berinteraksi dengan satwa, foto sama burung, kasih makan buaya dan kuda nil,” terang dia.

Advertisement

Shinta mengatakan Solo Safari bukan hanya destinasi wisata keluarga. Pasangan muda-mudi yang ingin menghabiskan waktu bersama juga banyak yang berkunjung ke Solo Safari.

“Banyak yang zoo date di Solo Safari karena tempatnya sangat estetik, ada tempat baru Bengawan Resto,” urai dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif