SOLOPOS.COM - Pekerja DPU Sragen menambal jalan Mungkung-Gambiran dengan menggunakan aspal hotmix di saat padatnya lalu lintas jalan, Rabu (1/3/2023). (Solopos.com/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Cuaca ekstrem berupa hujan yang turun hampir setiap hari ditambah banyaknya kendaraan berat yang melintas membuat jalan-jalan di Sragen rusak dan berlubang. Warga yang tak sabar lantaran perbaikan jalan tak kunjung dilakukan kerap melontarkan protes.

Pemkab Sragen sendiri sudah mengalokasikan Rp112 miliar untuk memperbaiki 28 ruas jalan di Sragen yang rusak. Di sisi lain, Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Sragen pun sudah melakukan penambahan jalan berlubang. Namun cuaca buruk menjadi kendala.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

“Kondisi jalan rusak itu tidak hanya di Sragen. Di jalan tol pun rusak. Saya saat ke Jakarta lewat jalur tol sampai di Subang banyak jalan berlubang. Ya, memang dengan cuaca ekstrem seperti ini risikonya banyak jalan berlubang,” ujar Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati, saat ditemui wartawan seusai membuka Pesta Siaga di MTsN 4 Sragen yang berlokasi di Plupuh, Sragen, Rabu (1/3/2023).

Yuni menyampaikan sudah mengalokasikan dana banyak untuk pekerjaan pembangunan jalan di 28 ruas jalan tahun ini. Pekerjaan fisiknya memang belum mulai karena cuacanya belum memungkinkan. Kalau dikerjakan sekarang pun, ujar Yuni, percuma karena aspal akan cepat rusak.

“Saya tanya ke DPU, kalau pun sudah selesai lelang, tetap proyek itu dikerjakan setelah intensitas hujan mereda. Beberapa ruas jalan yang diprotes masyarakat karena rusak itu sebenarnya mau dikerjakan tahun ini, tetapi masyarakat saja yang tidak sabar,” jelas Yuni.

Ia menambahkan, jalan rusak itu bisa saja ditambal tetapi umurnya tidak akan lama. Pemeliharaan jalan sudah direncanakan dengan lokasi yang sudah ditentukan. “Padahal ada jalan yang rusak ada di sana sini karena tidak bisa diprediksi sebelumnya. Kalau toh bisa diprediksi pasti biayanya akan sangat besar. Misalnya jalan sekian tahun sudah harus ada dana pemeliharaannya,” terang Yuni.

Tahun lalu, dana pemeliharaan jalan sampai Rp10 miliar, tetapi untuk tahun ini lebih sedikit dan memang harus ditambah. Dia mengatakan pemeliharaan jalan reguler sudah bisa direncanakan. Tetapi kerusakan jalan yang insidental,  juga dilakukan pemeliharaan dengan penambalan.

“Sekarang saya jadi malas jalan-jalan keliling Sragen karena sedih melihat jalan rusak. Untuk mulai pekerjaannya paling Mei supaya cuaca membaik dulu,” jelasnya.

Kepala DPU Sragen, R. Suparwoto, mengatakan hujan dengan intensitas tinggi memang mengganggu pekerjaan penambahan jalan.  Agregat aspal dengan lapisan aspal lama tidak mau lengket bila terkena air.

“Materila tambal kami kan hotmix dengan suhu tertentu. Seperti jalan Mungkung-Beloran sudah beberapa kali ditambal karena menjadi jalur alternatif pengalihan arus kendaraan berat selama ring road utara dibangun,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya