SOLOPOS.COM - Pintu masuk Executive Karaoke di kompleks Hartono Trade Center Solobaru, Sukoharjo, Kamis (9/2/2023) malam. (Solopos.com/Magdalena Naviriana Putri)

Solopos.com, SUKOHARJO — Bisnis hiburan malam di Solobaru Sukoharjo disebut seru karena banyaknya pilihan di kawasan tersebut. Bisnis tersebut dinilai prospektif bahkan selama tiga tahun terakhir realisasi capaian pajak dari sektor itu selalu melampaui target.

Outlet Manager Executive Karaoke Solobaru, I Gusti Bagus Wisnu Buana, mengibaratkan bisnis hiburan malam bak kue kecil. Sementara pelaku bisnis hiburan atau si pemakan kue cukup banyak. Hal itulah yang membuatnya merasa prospek bisnis di Solobaru cukup seru.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

“Prospek bisnis hiburan malam di Solobaru seru banget ya. Karena entertain [hiburan] dipusatkan di sini, bahkan di sekitaran kami ada puluhan karaoke atau hiburan malam lain sebenarnya. Seru. Seru banget di sini. Kompetitor banyak sekali di sini,” kata pria yang disapa Bagus itu saat ditemui di lokasi karaokenya di kompleks Hartono Trade Center pada Kamis (9/2/2023) malam.

Dia mengatakan dengan banyaknya kompetitor, dia memilih tak berkompetisi melalui harga. Namun pelayanan memuaskan menjadi keunggulan yang ingin diusungnya. Selama kepuasan yang didapat sepadan dengan uang yang dikeluarkan, menurutnya, pengunjung pasti akan kembali.

“Secara strategi bisnis kami lebih ke pelayanan ya, kalau harga nomor dua. Kalau mereka merasa worth it berapa pun mereka mengeluarkan uang pasti tidak masalah,” ungkap pria jangkung ini.

Ia menilai perputaran ekonomi di Soloraya terbilang membaik mengingat saat ini merupakan peralihan masa pandemi ke endemi. kini banyak tamu asal luar kota berdatangan lagi ke Soloraya. Terlebih lagi banyak investor yang masuk ke Kota Solo.

Bagus mengatakan bisnis hiburan malam seperti karaoke sangat bisa bertahan. Pada periode Januari 2023, okupansi sudah cukup membaik jika dibandingkan dengan akhir 2022 apalagi pada 2021.

Pada 2021, dia memaparkan bisnis hiburan malam cukup memprihatinkan karena harus tutup total. Sementara pada Februari 2022 gempuran pandemi Covid-19 mengakibatkan banyak outlet sempat tutup karena varian Omicron.

Kehadiran tamu juga disebut tak cukup bagus. Tetapi okupansi pada 2022 masih bisa mencapai 60%-70%, sementara pada awal 2023 hingga Januari okupansi telah mencapai 80%.

Dia mengaku cukup optimis dengan bisnis yang dijalankannya meskipun di banyak kompetitor. Apalagi secara desain interior ruangan dan pelayanan, tempat karaokenya diklaim bisa bersaing dengan lainnya.

Kenaikan Pajak

Sementara terkait rencana Pemkab Sukoharjo menaikkan pajak bisnis hiburan terutama usaha karaoke menjadi 40% dinilainya belum tepat saat ini. Walaupun secara prospek bisnis di Solobaru secara umum cukup menjanjikan, kenaikan pajak tetap terasa memberatkan.

“Kalau memberatkan ya otomatis memberatkan, karena kami masih berproses menuju okupansi 100%. Kalau sudah kembali normal dengan angka tersebut kenaikan pajak bukan masalah. Kalau di tahun ini jangan dulu lah, karena ini kami masih berusaha sustain dan settle dulu. Kami sedang berusaha kembali ke masa emas 2019,” jelas Bagus.

Pria bertato ini mengatakan kebijakan dan lainnya di Solobaru cukup bersahabat. Namun kesulitan terbesar yang harus dihadapi selama lima tahun berdiri adalah adanya pandemi. Dia berharap ke depan tidak akan ada lagi wabah atau bencana yang akan mengakibatkan hiburan malam khususnya karaoke ditutup.

Rencana kenaikan pajak tempat karaoke ini juga ditentang oleh pengusaha karaoke lain, yakni NR. Ia menilai dengan pajak karaoke yang sebesar 30% saja sudah dinilai terlalu tinggi apalagi dinaikkan jadi 40%.

“Saya dan juga rekan-rekan pengusaha karaoke lainnya keberatan sekali dengan dinaikannya pajak dari 30% menjadi 40%. Artinya itu sudah besar sekali, dengan pajak 30% saja sudah sangat tinggi,” katanya kepada Solopos.com, Kamis.

Biaya operasional tempat karaoke, kata dia, tidak sedikit. Di sisi lain, prospek bisnis karaoke saat ini tidak terlalu berkembang, malah cenderung stagnan. Di antara banyak penyebab, menurut NR, salah satunya adalah banyaknya tersedia aplikasi karaoke yang membuat jumlah pengunjung berkurang.

“Penurunan hampir sekitar 50% karena pandemi Covid-19 dan banyaknya aplikasi,” kata NR.

Berdasarkan data perizinan usaha pada Online Single Submission Risk Based Approached (OSS RBA) di Kabupaten Sukoharjo pada 2022 jumlah hiburan malam ada 106 unit usaha. Karaoke termasuk di dalamnya.

Dari jumlah tersebut rumah pijat menjadi paling banyak dengan jumlah 46 unit usaha. Setelah itu disusul rumah minum/kafe sebanyak 26 unit, aktivitas SPA sebanyak 21 unit. Sementara itu hiburan karaoke sebanyak 7 unit, bar 4 unit dan kelab malam 1 unit.

Pendapatan Pemkab Sukoharjo dari pajak hiburan malam dalam tiga tahun terakhir selalu melebihi target. Tahun ini,  pajak hiburan malam di Kabupaten Jamu ditarget Rp3,5 miliar.

Pada 2020 target pajak hiburan malam di Sukoharjo Rp1,7 miliar, terealisasi Rp1,8 miliar. Lalu pada 2021 target pajaknya menurun lantaran banyaknya tempat hiburan yang ditutup akibat pandemi Covid-19. Target pajak saat itu Rp650 juta dan terpenuhi Rp1 miliar.

“Target realisasi pajak hiburan di Sukoharjo pada 2022 sebanyak Rp3 miliar dengan realisasi sampai dengan 31 Desember 2022 sebanyak Rp Rp3.770.952.750,” kata Richard.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya