Soloraya
Sabtu, 3 Oktober 2020 - 05:40 WIB

Banyak Pekerja Seni Wonogiri Belum Terima Bansos

Rudi Hartono  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi Bantuan Sosial (Solopos/Whisnupaksa)

Solopos.com, WOBOGIRI — Bantuan sosial untuk pekerja seni dan budaya tak tersebar merata di Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah. Banyak pekerja seni dan budaya di Wonogiri yang tak kebagian bansos senilai Rp1 juta/penerima itu.

Kabid Kebudayaan Disdikbud Wonogiri, Eko Sunarsono, mengklaim sebagian pemohon sudah ada yang menerima bansos senilai Rp1 juta/penerima itu, Agustus lalu. Namun, dia tak mengetahui jumlah pemohon bansos pekerja seni Wonogiri yang sudah dan yang belum menerima bansos.

Advertisement

Maklum saja, bantuan langsung itu ditransfer ke rekening bank masing-masing penerima. Disdikbud sekadar berperan sebagai pihak yang menyosialisasikan program dari Kemendikbud.

Boy Group Jebolan I-Land, Enhypen Diperlakuan Buruk Sasaeng Fan

“Program penyaluran bansos untuk pekerja seni budaya ada dua tahap. Tahap I dibuka April/Mei, tahap II Juni/Juli. Semua secara online,” kata Eko yang juga seorang dalang wayang kulit itu.

Advertisement

Ketua Paguyuban Pekerja Seni dan Budaya Wonogiri atau Paseban Giri, Ruslan Awangga, 43, mengaku mendaftar program tersebut. Namun, hingga kini dirinya belum menerima bantuan.

Tanpa Informasi Jelas

Dia juga tidak mendapat informasi dari pihak mana pun tentang kapan bantuan cair. Warga Joho Kidul, Giriwono, Kecamatan Wonogiri itu mendapat informasi banyak rekan-rekannya sesama pekerja seni yang senasib dengannya, namun belum menerima bansos tersebut.

Tertekan Pandemi Covid-19, Pegiat Teater Tak Henti Gali Formula Baru

Advertisement

“Saya dan teman-teman bingung harus bagaimana. Enggak ada penghasilan lagi. Sampai sekarang hajatan juga belum boleh digelar,” kata Ruslan.

Sebenarnya, lanjut dia, para pekerja seni budaya tak ingin bantuan. Mereka hanya ingin bekerja seperti biasanya, sehingga bisa mendapatkan penghasilan. Dia menyatakan para pekerja seni budaya siap menjalankan protokol kesehatan yang ketat apabila diperbolehkan mengisi acara hajatan.

“Kami beberapa kali beraudiensi dengan Pak Bupati [Joko Sutopo] yang waktu itu belum cuti. Tapi tidak ada titik temu. Intinya hajatan belum boleh digelar,” imbuh Ruslan.

KLIK dan LIKE untuk lebih banyak berita Solopos

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif