SOLOPOS.COM - Salah satu pengepul emas di kawasan Coyudan, Jl Dr Radjiman, Solo, Rabu (11/5/2022) (Solopos.com/Gigih Windar Pratama)

Solopos.com, SOLO — Di antara pengunjung dan deretan toko emas di kawasan Coyudan, tepatnya di sebelah ujung barat Pasar Klewer, Solo, beroperasi para pengepul emas. Mereka biasanya menggunakan meja dengan lemari kaca kecil dan menempati trotoar dekat toko emas.

Di tengah hiruk pikuk pembeli atau penjual emas yang berdatangan ke toko emas, para pengepul ini duduk menunggu di belakang meja mereka. Di dalam lemari kaca ada timbangan, beberapa perkakas untuk membantu menimbang emas dan kalukaltor beserta buku catatan.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Mereka biasanya menyapa orang yang lewat, menawarkan jasa untuk membeli emas tanpa surat. Nantinya, emas yang mereka beli akan ‘dimasak’ atau bisa kembali dijual.

Yusuf, salah satu pengepul emas di Coyudan, Solo, sudah melakukan pekerjaan tersebut sejak 40 tahun lalu. Pekerjaan ini sudah ia lakukan setelah lulus SMA. “Dari lulus SMA sudah begini, ya bertahan sampai sekarang ini,” ujarnya.

Bukan hanya Yusuf, banyak pengepul emas lainnya di kawasan Coyudan. Sama seperti Yusuf, nantinya emas yang mereka beli dari orang akan diproses atau dijual kembali.

Baca Juga: Sejarah Coyudan: Toko Emas Pertama di Solo, Saksi Kerusuhan Mei 1998

Saling Bantu

Saat Lebaran tahun ini, Yusuf mengaku usahanya tak semulus saat Ramadan. Harga emas yang terus melemah menjadi salah satu penyebab lesunya usaha pengepul emas. Jumlah orang yang datang menjual emas kepadanya tidak begitu banyak.

“Ini emas terus turun, hari ini kalau yang kualitasnya 24 karat per gramnya Rp817.600 per gram. Padahal kemarin masih Rp867.000 per gram, sedangkan pas Puasa bisa Rp910.000. Ini juga saya buka dari Senin [9/5/2022] sejauh ini baru lima transaksi. Saat Puasa kemarin bisa 10 transaksi per hari,” ujarnya.

Pengepul emas di Coyudan, Solo, itu mengatakan emas yang dibelinya tidak langsung dijual kembali melainkan dimasak untuk mendapatkan emas murni yang kemudian dijual ke pedangang besar.

Baca Juga: Ramai Lur! Toko Emas di Coyudan Solo Diserbu Pembeli Setelah Lebaran

“Ya nanti dimasak dulu, diproses dulu, dikumpulkan, biasanya tiga sampai empat ons dulu, baru nanti saya bawa ke pedagang besar,” ujarnya. Emas yang dikumpulkan akan dibawa ke pedagang besar di Yogyakarta atau Semarang, tergantung di mana harga emas paling tinggi.

“Nanti kalau sudah dikumpulkan, ya dibawa ke Yogyakarta atau Semarang, tergantung mana yang paling mahal per gramnya, soalnya selisihnya bisa Rp10.000 per gram, kan lumayan. Tapi seringnya ke Yogyakarta dekat Malioboro,” ujar Yusuf.

Meskipun mengalami kesulitan, para pengepul emas di Coyudan, Solo, tetap saling membantu. Ketika situasi sepi dan ada pengepul lain yang membutuhkan, akan dibantu untuk membeli emasnya. “Misal ada yang butuh kami beli emasnya, nanti berapa totalnya. Apalagi kalau situasinya lagi sepi seperti sekarang,” ujar Yusuf.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya