Soloraya
Selasa, 27 Desember 2022 - 19:17 WIB

Banyak Sawah Terdampak, Bupati Klaten Tak Setuju Rencana Tol Lingkar Luar Solo

Taufiq Sidik Prakoso  /  Ponco Suseno  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Lahan pertanian di wilayah Desa Sekaran, Kecamatan Wonosari menjadi salah satu kawasan pertanian subur di Klaten. Foto diambil Selasa (27/12/2022). (Solopos.com/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN — Tim survei studi kelayakan atau feasibility study (FS) jalan tol lingkar timur-selatan Kota Surakarta mendatangi sejumlah desa di Klaten. Sesuai rencana, sebanyak delapan desa tersebar di tiga kecamatan terdampak tol lingkar timur-selatan Kota Surakarta.

Bupati Klaten, Sri Mulyani, menyampaikan tak setuju dengan rencana pengembangan jalan tol lingkar timur-selatan Kota Surakarta.

Advertisement

“Itu baru wacana kan? Semoga tidak lah. Karena yang ini [pembangunan jalan tol Solo-Jogja] sudah cukup memakan lahan pertanian. Kalau harapan saya itu baru sebuah wacana dan semoga tidak akan dilaksanakan,” kata Mulyani, kepada Solopos.com, Senin (26/12/2022).

Salah satu alasan Mulyani tak setuju, yakni sudah banyak sawah di Klaten yang dibebaskan untuk pembangunan jalan tol Solo-Jogja. Pada pembangunan jalan tol Solo-Jogja, Klaten menjadi daerah yang paling panjang dan luas dilintasi jalan tol.

Advertisement

Salah satu alasan Mulyani tak setuju, yakni sudah banyak sawah di Klaten yang dibebaskan untuk pembangunan jalan tol Solo-Jogja. Pada pembangunan jalan tol Solo-Jogja, Klaten menjadi daerah yang paling panjang dan luas dilintasi jalan tol.

“Penggunaan tol Sol-Jogja itu lahan paling panjang di Klaten dan itu banyak sekali sawah lestari. Di mana sawah lestari untuk penghidupan kita dan anak cucu kita,” kata dia.

Baca Juga: Rencana Pembangunan Jalan Tol Lingkar Luar Solo, DPUPR: Masih Studi Kelayakan

Advertisement

“Saat ini baru tahap FS. Alternatif jalur yang melewati Klaten ada yang dari Boto kemudian sampai Kepanjen masuk tol. Alternatif kedua lebih banyak di Sukoharjo,” kata dia.

Suryanto mengatakan Pemkab sudah menyampaikan usulan terkait munculnya rencana tersebut. Pada usulan itu, Pemkab meminta agar tak banyak lahan pertanian yang terdampak.

“Kemarin kami mengajukan usulan apabila dimungkinkan sesedikit mungkin mengenai lahan pertanian. Kemudian itu [rencana tol lingkar timur-selatan Kota Surakarta] belum masuk ke Perda RTRW,” ungkap dia.

Advertisement

Baca Juga: Tol Lingkar Luar Solo akan Lintasi 8 Desa di Klaten, dari Kranggan Hingga Duwet

Kepala Desa (Kades) Sekaran, Hery Tri Marjono, mengatakan rencana pengembangan tol lingkar timur-selatan Kota Surakarta itu diketahui desa setelah ada orang yang melakukan survei dan pengeboran tanah.

“Setelah saya tegur akhirnya ada dua petugas yang datang ke kantor desa menjelaskan terkait tol lingkar timur-selatan Kota Surakarta. Mereka juga menunjukkan surat tugas. Itu sudah sekitar sepekan lalu,” kata Hery saat berbincang dengan Solopos.com, Selasa (27/12/2022).

Advertisement

Hery mengatakan selama ini belum ada sosialisasi ihwal rencana itu. Desa mengetahui rencana itu setelah tim survei yang mendatangi kantor desa dan menunjukkan peta awal. Pada peta itu, ada sawah hingga permukiman yang terkena rencana awal tol lingkar timur-selatan Kota Surakarta.

“Sesuai gambar awal itu ada rumah, permukiman penduduk, dan tanah kas desa. Yang banyak tanah kas desa. Kalau sesuai gambar ada satu RT yang hampir semua kena,” jelas Hery.

Baca Juga: Bukan Ring Road, Pemerintah Rencanakan Tol Lingkar Luar Solo

Hery mengatakan kurang setuju dengan rencana jalur tol tersebut. Meski tidak semua lahan terkena rencana itu, banyak sawah lestari di Sekaran yang bakal terdampak.

“Tetapi kalau itu menjadi program pemerintah pusat dan untuk kepentingan umum dan bermanfaat bagi banyak orang ya apa boleh buat,” ujar dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif