Soloraya
Jumat, 9 November 2018 - 21:15 WIB

Banyak Warga Sragen Tak Tahu Harga Pertamax Naik

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, SRAGEN — Kebijakan pemerintah pusat menaikkan harga BBM Pertamax series sebulan terakhir tidak membuat tingkat konsumsi BBM golongan itu di Sragen berkurang.

Bahkan berdasarkan data di SPBU Nglangon yang merupakan SPBU pelat merah milik Pemkab Sragen, tak ada tren konsumen Pertamax beralih ke jenis BBM lainnya.

Advertisement

Penjelasan itu disampaikan Kepala Unit SPBU Nglangon Sragen, Budi Harsono, saat diwawancarai wartawan di kantornya, Jumat (9/11/2018).

Tidak adanya tren tersebut, menurut Budi, karena banyak konsumen Pertamax yang belum tahu ihwal kenaikan harga BBM jenis itu sejak Oktober lalu.

“Tingkat konsumsi Pertamax sebulan terakhir di SPBU kami seperti biasa, tidak berkurang atau beralih ke jenis lain. Memang banyak yang belum tahu soal kenaikan harga tersebut. Konsumen hanya tanya, loh naik ta harganya. Tapi tidak protes atau menggerutu,” tutur Budi.

Advertisement

Menurut dia, rata-rata penjualan Pertamax di SPBU Nglangon dalam sehari sekitar empat ton. Lebih jauh, dia menjelaskan target penjualan BBM 2018 dalam 10 bulan terakhir sesuai target.

Tapi dia memprediksi tingkat konsumsi BBM bulan November-Desember 2018 akan mengalami penurunan. Alasannya karena musim penghujan. Bila intensitas hujan tinggi masyarakat pasti mengurangi mobilitas mereka menggunakan mobil atau sepeda motor.

Mereka lebih memilih berdiam di rumah bila tidak benar-benar ada urusan mendesak. Selain itu, Budi menerangkan para petani tidak lagi membeli BBM untuk menyedot air untuk mengairi lahan mereka menggunakan pompa yang butuh BBM.

Advertisement

“Dari aspek bisnis, musim kemarau lebih menguntungkan. Kalau sudah penghujan biasanya mobilitas orang berkurang. Sawah juga sudah cukup air,” ujar dia.

Selama musim kemarau terjadi peningkatan konsumsi BBM yang signifikan untuk pertanian. Para petani terpaksa membeli BBM untuk menyedot air guna menyelamatkan tanaman mereka.

Fenomena seperti itu rutin terjadi saat musim kemarau. Sebagai kabupaten lumbung padi di Jateng, lahan pertanian Sragen sangat luas.

Advertisement
Kata Kunci :
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif