Soloraya
Sabtu, 15 Juli 2023 - 09:06 WIB

Banyak yang Tak Aktif, Ini Tips Bagi Koperasi agar Sehat ala Ketua PKPRI Sragen

Tri Rahayu  /  Kaled Hasby Ashshidiqy  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi Koperasi. (bisnis.com)

Solopos.com, SRAGEN — Ketua Primer Koperasi Pegawai Republik Indonesia (PKPRI) Sragen, Suwardi, memberikan tips jitu bagi pengurus, pengawas, dan anggota agar pengelolaan koperasinya menjadi sehat. Tips itu diberikan Suwardi mengingat dari 1.170 koperasi di Sragen ternyata hanya 230 koperasi di antaranya yang aktif.

Mantan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Sragen itu menyampaikan PKPRI membawahi 80 koperasi pegawai. Dari 80 koperasi primer itu, 78 koperasi di antaranya aktif betul dan bersih. Sejauh ini ini usaha PKPRI memang baru bergerak di sektor keuangan yakni simpan pinjam.

Advertisement

Namun, usaha koperasi primer anggota PKPRI lebih bervariasi seperti simpan pinjam, pertokoan, pertanahan, dan perumahan. Seperti Koperasi Pegawai Disdikbud Sragen yang sudah bergerak di bidang perumahan.

Suwardi mengatakan agar koperasi berjalan baik kuncinya hanya tiga sehat, yakni sehat organisasi, sehat mental, dan sehat perusahaan. Sehat organisasi terletak pada kemampuan pengurus, pengawas, dan anggota menjalankan fungsi masing-masing. Misalnya, pengurus melaksanakan tugas dari hasil keputusan rapat anggota tahunan (RAT) dan rapat anggota perencanaan (RAP).

“Sementara sehat mental yang dimaksud adalah mental orang-orang di dalam koperasi, yaitu pengurus, pengawas, dan anggota. Mental ini penting. Koperasi itu lembaga keuangan, tetapi tidak boleh meninggalkan asas kekeluargaan. Mentalitas pengurus, pengawas, dan anggota itu terlihat dari kejujuran dan kedisiplinan yang dimiliki,” jelas Suwardi, Jumat (14/7/2023).

Advertisement

Sementara sehat perusahaan, dia menerangkan koperasi harus memiliki prosedur operasional standar (SOP) dan harus ditaati. Termasuk SOP untuk menjalankan organisasi. “Dengan tiga sehat itu maka koperasi mana pun bisa sehat. Di PKPRI Sragen hanya ada dua koperasi yang membutuhkan perhatian, yaitu koperasi guru di Gondang dan koperasi pegawai di Pemda, yakni Koperasi Handayani,” ujar Suwardi.

PKPRI Sragen, menurutnya, siap menjadi semacam Bank Indonesia (BI)-nya koperasi pegawai Sragen. Ia sepakat dengan Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati, yang ingin membubarkan ratusan koperasi tidak aktif daripada membebani pemerintah. Beberapa syarat koperasi bisa dibubarkan, salah satunya tidak mengadakan RAT tiga kali berturut-turut. “Atau pengurus bisa mengajukan untuk pembubaran. Selama ini Sragen belum pernah membubarkan koperasi,” katanya.

Sebelumnya, Bupati Yuni mengatakan koperasi yang tidak aktif dibubarkan saja. Ia ingin Pemkab lebih fokus pada koperasi-koperasi yang bisa didorong untuk berkembang. “Banyak koperasi yang angkat tangan dan dibubarkan tidak apa-apa. Jadi belum dikasih peringatan satu atau dua, mereka sudah pengin dibubarkan,” ujarnya.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif