Solo (Espos)–Badan Pemberdayaan Masyarakat Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (Bapermas P3AKB) Kota Solo diharapkan dapat menambah pasokan pil keluarga berencana (KB) yang diberikan secara gratis kepada masyarakat kurang mampu di Kota Bengawan.
Hal itu karena persediaan pil KB tersebut selama kurun waktu setahun terakhir ini dinilai belum mencukupi. “Di Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) memang masih disalurkan pil KB, namun sekitar setahun terakhir ini, pasokannya sangat minim. Saya pernah mengusulkan kepada Bapermas P2AKB agar dapat menambah pasokan pil KB, termasuk persediaan di Posyandu,” ungkap Anggota Komisi IV DPRD Kota Solo, Tutik Marikariyanti, yang juga Ketua Lembaga Keswadayaan Masyarakat (LKM) Pajang Sejahtera, saat ditemui wartawan di Balaikota Solo, Selasa (27/7).
Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal
Diungkapkan Tutik, persoalan tersendatnya penyaluran alat kontrasepsi berupa pil KB itu sudah banyak dikeluhkan pengurus Posyandu di Kota Solo. Lantaran kurangnya ketersediaan pil KB, Tutik mengatakan masyarakat harus mengupayakan pengadaannya dengan dana swadaya. Termasuk saat dana hibah untuk Posyandu dari Pemerintah Pusat yang seharusnya sudah cair Juni, baru didapatkan pada akhir Juli.
Ditemui terpisah, Kepala Bidang (Kabid) KB Bapermas P3AKB Kota Solo, Siti Anggrahini Purwanti menjelaskan distribusi alat kontrasepsi berupa Pil KB dan Kondom ke masyarakat dilakukan melalui Sub Klinis Desa (SKD) di setiap kelurahan. Selain itu, alat kontrasepsi juga didistribusikan melalui Puskesmas setempat.
Diakui Anggrahini, sapa akrabnya, Posyandu memudahkan distribusi alat kontrasepsi. Akan tetapi, jika Posyandu kekurangan, masyarakat masih bisa mendapatkannya melalui SKD dan Puskesmas. “Kalau untuk Pil KB dan kondom, diberikan gratis. Sementara alat yang lain seperti IUD dan suntik memang ada biayanya, namun bukan dari alat kontrasepsinya melainkan untuk tenaga ahli yang memasangnya,” terangnya.
sry