SOLOPOS.COM - Kondisi badan jembatan darurat Nglurah di Tawangmangu yang ambrol pada Jumat (24/3/2023). (Istimewa)

Solopos.com, KARANGANYAR — Jembatan darurat Nglurah di Kecamatan Tawangmangu, Karanganyar, yang baru dibangun pada November 2022 ambrol pada Jumat (24/3/2023) sore.

Kabar ambrolnya jembatan darurat Nglurah dibenarkan oleh Camat Tawangmangu, Eko Joko Widodo, saat dihubungi Solopos.com, Sabtu (25/3/2023). “Iya sebagian [ambrol]. Alhamdulillah tidak ada [korban]. Untuk kendaraan roda empat tidak bisa [lewat]. Cuma roda dua yang bisa,” ujar Eko.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Eko menjelaskan ambrolnya jembatan darurat itu terjadi pada Jumat sore, tepatnya saat wilayah Tawangmangu dan sekitarnya diguyur hujan cukup lebat. Jembatan darurat itu menghubungkan Kelurahan Tawangmangu dengan lingkungan atau Dusun Nglurah.

Jembatan Nglurah ambrol pada akhir Oktober 2022 lalu. Kondisi jembatan yang sudah tua menjadi salah satu faktor pemicu ambrolnya salah satu infrastruktur penyeberangan jalan di desa itu. Setelah jembatan ambrol, warga harus melewati jalan memutar, menggunakan jalan alternatif lainnya melewati Ledoksari dengan jarak sekira 3 kilometer. Warga kemudian berswadaya membangun jembatan sesek untuk menggantikan jembatan yang ambrol.

Pada awal November 2022, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karanganyar mulai membangun jembatan darurat Kali Gembong di Desa Nglurah, Kecamatan Tawangmangu. Proyek pembangunan jembatan itu nilainya Rp150 juta. Anggaran tersebut diambilkan dari pos dana tak terduga.

Jembatan darurat yang dibangun menggunakan struktur besi dan baja. Jembatan ini dibangun dengan lebar dua meter atau lebih lebar dari jembatan lama yang berukuran 1,5 meter. Bagian dasar jembatan ditopang dengan bronjong agar tidak longsor. Jembatan ini diperkirakan mampu bertahan hingga dua tahun. Namun, faktanya, jembatan darurat itu sudah ambrol lagi hanya dalam waktu empat bulan.

Ditemui terpisah, Bupati Karanganyar, Juliyatmono, sebelumnya mengatakan pembangunan jembatan secara permanen dimulai tahun ini. Diperkirakan pembangunan jembatan permanen itu bakal menelan kurang lebih Rp2 miliar.

Juliyatmono mengatakan pembangunan jembatan di Kali Gembong itu mendesak dilakukan dan masuk skala prioritas di 2023. Jembatan ini menjadi akses penghubung jalur wisata di sana.

Sebelumnya, Kepala Bidang (Kabid) Bina Marga pada Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (DPUPR) Karanganyar, Margono, mengungkapkan jembatan permanen Kali Gembong akan dibangun dengan struktur komposit. Struktur tersebut dinilai paling memungkinkan untuk kondisi jembatan di sana. Lebarnya akan dibuat jadi enam meter.

“Jembatan ini merupakan jembatan plengkung dengan pasangan batu kali. Usianya sudah sekitar 50 tahun dan dibangun secara swadaya oleh masyarakat. Karena ini sudah rusak atau putus, tentunya harus segera diganti. Rencana kami akan dibangun jembatan dengan struktur komposit. Itu merupakan kombinasi di mana gelagarnya pakai besi, dan platnya pakai beton,” ujarnya.

Selain itu, akan ada penambahan ukuran pada lebar, ketinggian, maupun bentang panjang di jembatan baru. Kondisi sekarang, lebar jembatan sekitar 4,5 meter. Rencananya lebar jembatan baru dibangun 6 meter sehingga lebih leluasa saat ada kendaraan roda empat berpapasan. Ketinggian jembatan akan dibangun menjadi 9,5 meter dari sekarang 8 meter.

Kemudian panjang bentang jembatan dibuat 10 meter. “Diperkirakan anggarannya [bangun jembatan baru] sekitar Rp2 miliar. Kita akan bangun ulang jembatan di sana,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya