SOLOPOS.COM - Komisaris Utama PT BPR Arthareksa Sejahtera Sragen dr. H. Muki Reksoprodjo menggunting pinta saat peresmian kantor baru secara simbolis, Selasa (5/12/2023). (Solopos.com/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — PT Bank Perekonomian Rakyat (BPR) Arthareksa Sejahtera (AS) di Jl. Raya Sukowati No. 463 Sragen secara resmi dibuka melalui grand opening kantor baru, Selasa (5/12/2023). Meski terbilang baru, dana nasabah yang dikelola PT BPR AS Sragen tembus Rp1,5 miliar.

Proses pendirian kantor baru BPR AS di Sragen melalui proses yang panjang. Bahkan Direktur Utama (Dirut) PT BPR AS Sragen, Suprawesti, menyebut proses pendirian kantor baru itu sampai “berdarah-darah.”

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Ia menyampaikan PT BPR AS sebelumnya bernama PT BPR Yekti Insan Sembada (YIS) yang berkantor di Boyolali. Kini, BPR itu pindah kantor pusat di Sragen dengan mengusung nama baru yang sudah disahkan oleh Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkum HAM) serta Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

“Tujuan kami pindah dari Boyolali ke Sragen untuk membuka pasar baru. Kami ingin memperluas area pemasaran, bisa melayani masyarakat Sragen dalam mendapatkan kredit usaha mikro dan usaha kecil. Kami punya produk tabungan, deposito, dan kredit. Kami bisa membantu perekonomian Sragen. Kami mohon doa restu. Semoga PT BPR Arthareksa dapat tumbuh berkembang bersama masyarakat,” harap Suprawesti.

Hadirnya BPR AS membuat persaingan di industri keuangan di Sragen menjadi semakin menantang. Perhimpunan Bank Perkreditan Rakyat Indonesia (Perbarindo) Soloraya mencatat sebelumnya sudah ada lima BPR di Sragen.

Meski demikian, Suprawesti mengaku optimistis bisa mengembangkan BPR AS di Sragen. Beberapa bulan lalu, dia sudah merekrut karyawan dari Sragen yang memiliki banyak jaringan pelaku usaha mikro, kecil, dan masyarakat, termasuk konsumen yang membutuhkan biaya pendidikan.

“Kunci BPR ini terletak di marketing dan jaringan yang terbangun. Tentu kami selektif dan memberi proses mudah dan cepat. Hingga kini dana nasabah yang kami kelola sampai Rp1,5 miliar, khusus di Sragen. Di Boyolali juga masih ada dua karyawan. Total aset kami Rp12 miliar,” ujarnya.

BPR Arthareksa Sejahtera Sragen
Asisten II Setda Sragen Tugiyono menyerahkan beasiswa kepada perwakilan siswa saat Grand Opening Kantor Baru PT BPR Arthareksa Sejahtera Sragen, Selasa (5/12/2023. (Solopos.com/Tri Rahayu)

Dia menerangkan keputusan pindah kantor pusat dari Boyolali ke Sragen didasarkan pada analisis pasar. Pasar di Sragen cukup potensial sedangkan di Boyolali, BPR AS cukup kesulitan berkembang. Dia bersyukur memiliki tim yang selalu mendukung hampir 24 jam, termasuk dalam grand opening kantor baru.

Sejarah BPR Arthareksa Sejahtera

Komisaris Utama PT BPR AS Sragen, dr. H. Muki Reksoprodjo, bercerita tentang sejarah lembaga keuangannya yang berawal dari yayasan sosial berbasis keluarga berencana pada 1974. Muki yang kini sudah berusia 80-an tahun itu mendirikan yayasan bersama rekannya sesama dokter, yakni Lukas Hendrata dan Sri Yudaningsih.

Mereka bertiga dekat dengan Prof. Haryono Suyono. Mereka berdiskusi lantaran ada dana dari Jerman yang bisa digunakan untuk pengembangan kegiatan keluarga berencana.

“Angka kelahiran kala itu masih 5,6% yang mestinya bisa ditekan sampai 3,6%. Akhirnya, dengan dana dari Jerman itu kami mendirikan yayasan pada 1992. Dulu namanya Yayasan Indonesia Sejahtera. Karena terlambat mendaftar akhirnya berubah menjadi Yayasan Insan Sembada hingga akhirnya mendirikan BPR di Boyolali kemudian pindah nama baru BPR Arthareksa Sejahtera,” jelasnya.

Ketua Perbarindo DPKom Soloraya, Azis Soleh, memberi selamat atas pembukaan kantor baru PT BPR Arthareksa Sejahtera di Sragen. Dia berharap BPR baru ini bisa berkembang pesat lagi agar bisa memberdayakan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dan sekitarnya. Dengan kantor yang bagus, ujar dia, bisa meningkatkan pelayanan dan menambah kemanfaatan bagi masyarakat luas dan keluarga karyawan.

“Semoga bisa menjadi kantorku, surgaku,” katanya.

Perwakilan OJK Solo, Nova Hermawati, memahami perjalanan panjang BPR AS yang pindah kantor pusat dari Boyolali ke Sragen. Dia meminta pengelola BPR AS untuk tidak meninggalkan nasabah di Boyolali. Dia berharap BPR AS dapat berkembang positif dengan terus meningkatkan pelayanan kepada nasabah dan turut berkontribusi terhadap pembangunan di Sragen.

Asisten II Sekretariat Daerah (Setda) Sragen, Tugiyono, mewakili Bupati Kusdinar Untung Yuni Sukowati, berterima kasih karena menjadikan Sragen sebagai pasar perbankan yang luar biasa. Dia melihat munculnya BPR AS ini bisa menjadi teman sekaligus kompetitor bagi BPR lainnya di Sragen, baik berpelat merah maupun pelat hitam.

Sekitar 63.000 pelaku usaha kecil menengah di bawah binaan Pemkab Sragen menjadi ceruk pasar bagi BPR. “Sragen juga punya banyak pasar tradisional yang bisa menjadi pasar BPR. Kami harap BPR AS bisa bersinergi dengan Pemkab Sragen,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya