SOLOPOS.COM - Para Bupati dari tujuh kabupaten bersama Menpan RB dan Gubernur Jateng memencet tombol pada layar monitor jumbo sebagai simbol peresmian tujuh MPP serentak di halaman MPP Sragen, Senin (20/2/2023). (Solopos.com/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN–Setelah soft opening pada Kamis (15/12/2022) lalu, Mal Pelayanan Publik (MPP) Sragen tidak pernah sepi pengunjung.

Hingga Grand Opening yang dilakukan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan RB) Abdullah Azwar Anas, Senin (20/2/2023), MPP Sragen tercatat sudah melayani 21.000 orang dari 1.418 jenis layanan di MPP Askara Bumi Sukowati..

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Peresmian MPP Sragen itu dihadiri Menpan RB dan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo yang duduk berdekatan dengan Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka dan Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati.

Dari enam bupati yang diundang untuk peresmian serentak tujuh MPP itu, Bupati Wonogiri diwakilkan Wabup Setyo Sukarno dan Bupati Pekalongan juga tidak bisa hadir.

Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati berterima kasih atas kedatangan Abdullah Azwar Anas yang kembali ke Sragen setelah 15 tahun. Kepada Gubernur Ganjar, Bupati juga berterima kasih bisa hadir setelah janji-janji terus.

Yuni, sapaan akrab Bupati, mengatakan MPP Sragen bernama MPP Askara Bumi Sukowati yang artinya cahaya bagi Bumi Sukowati yang juga nama lain Sragen.

Dia menjelaskan MPP ini menempati lahan seluas 5.000 meter persegi dan dibangun dengan dana Rp19 miliar. Dia menyebut ada 40 instansi yang membuka pelayanan di MPP Sragen yang terdiri atas 16 instansi Pemkab Sragen dan 24 instansi vertikal.

“Total ada 1.418 jenis pelayanan. Sejak soft opening sampai sekarang tidak pernah sepi. Pengunjung per hari mencapai 400 orang. Hingga sekarang tercatat sudah 21.000 orang yang terlayani,” jelasnya.

Dia menjelaskan yang menbedakan antara MPP Sragen dengan MPP lainnya itu adanya Balai Nikah di MPP Sragen. Warga yang menikah di balai nikah itu, kata dia, gratis dan kebetulan saat peresmian ini ada yang menikah.

Yuni meminta Menpan RB dan Gubermur supaya menjadi saksinya. Dengan saksi pejabat itu, kata dia, akan meninggalkan kesan tersendiri bagi pengantin.

Gubernur Jateng Ganjar Pranowo mengatakan ketika reformasi birokrasi masih menjadi diskursus tentang apa yang mau direformasi. Dia mengatakan dulu mau buat kartu tanda penduduk (KTP) itu nyebelin karena tak beres-beres, tetapi di Sragen berhasil dalam hitungan menit. Dia mengaku pernah mengajak Jusuf Kalla untuk berkunjung ke Sragen.

“Saya bercerita tentang reformasi birokrasi dan bagaimana Sragen peduli kepada masyarakat terutama bagi warga miskin. Sragen ini ngeyel, bikin kriteria sendiri, ada miskin menurut BPS [Badan Pusat Statistik], miskin menurut pemerintah, dan miskin menurut selera, itu di Sragen,” ujarnya.

Ganjar menyebut tokoh reformasi birokrasi di Sragen kala itu bernama Untung Wiyono yang juga Bupati Sragen kala itu. Kebetulan Untung Wiyono juga hadir dalam peresmian MPP tersebut. Sekarang ide reformasi birokrasi itu, kata Ganjar, ditangkap Kemenpan RB. “MPP itu bisa mengolaborasikan pelayanan sehingga cepat. Kemenag saja bisa menikahkan orang di MPP ini,” ujar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya