Soloraya
Senin, 10 Februari 2020 - 08:00 WIB

Baru Sebulan Beroperasi, Bukit Sidoguro Klaten Sudah Raup Rp200 Juta

Taufiq Sidik Prakoso  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pengunjung memadati kawasan puncak Bukit Sidoguro, Desa Krakitan, Kecamatan Bayat, Klaten, Minggu (9/2/2020). (Solopos/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN -- Pesona Bukit Sidoguro di Kecamatan Bayat, Klaten, mampu mendatangkan keuntungan finansial cukup besar bagi Pemkab Klaten. Dalam sebulan pertama objek wisata ini dibuka, Pemkab telah meraup pendapatan Rp200 juta.

Sebelumnya, Pemkab telah berinvestasi dengan menata lansekap bukit dengan pemandangan ke kawasan Rawa Jombor tersebut. Penataan lansekap Bukit Sidugoro dilakukan tahun lalu dan mulai dibuka untuk umum pada 29 Desember 2019.

Advertisement

Per 1 Januari 2020, Pemkab Klaten memberlakukan retribusi tiket masuk Rp5.000/orang bagi pengunjung kawasan bukit di Desa Krakitan tersebut. Dari penarikan retribusi Pemkab meraup pendapatan melebihi yang selama ini diperoleh Pemkab dari kawasan Rawa Jombor senilai Rp67 juta/tahun.

Dibully Gara-Gara Homeschooling, Bocah Solo Ini Buktikan Lewat Karya

Kasi Pengelolaan dan Pengembangan Daya Tarik Sarana Wisata Disparbudpora Klaten, Ahmad Susanto, mengatakan jumlah pengunjung melonjak saban akhir pekan. Rata-rata jumlah pengunjung pada Sabtu atau Minggu mencapai 4.000 orang.

Advertisement

Dibully Gara-Gara Homeschooling, Bocah Solo Ini Buktikan Lewat Karya

Kasi Pengelolaan dan Pengembangan Daya Tarik Sarana Wisata Disparbudpora Klaten, Ahmad Susanto, mengatakan jumlah pengunjung melonjak saban akhir pekan. Rata-rata jumlah pengunjung pada Sabtu atau Minggu mencapai 4.000 orang.

"Pendapatan Rp200 juta itu hanya sampai akhir Januari. Untuk pendapatan yang diperoleh selama Februari ini belum masuk," kata Ahmad saat ditemui di Bukit Sidoguro, Minggu (9/2/2020).

Nominal pendapatan retribusi Bukit Sidoguro selama sebulan itu lebih besar daripada pendapatan yang diperoleh pemkab dari tiga portal retribusi masuk ke kawasan Rawa Jombor. Pendapatan yang diperoleh dari Bukit Sidoguro itu bisa menutup potensi pendapatan yang hilang sejak portal retribusi ditutup mulai 2020.

Advertisement

Meski jumlah pengunjung membeludak dan mampu mendulang pendapatan ratusan juta rupiah dalam sebulan, Ahmad menjelaskan Pemkab tak mematok target pendapatan dari retribusi Bukit Sidoguro.

"Karena memang awalnya kami tidak menyangka antusiasme masyarakat akan sebesar ini. Nanti melalui APBD perubahan baru kami masukkan target pendapatan Bukit Sidoguro," jelas dia.

Akhirnya... Gibran Temui Rudy di Loji Gandrung Solo, Bahas Apa Ya?

Ahmad mengatakan tahap penataan kawasan Rawa Jombor masih berlanjut. Pada 2020, Pemkab kembali mendapatkan dana alokasi khusus (DAK) guna penataan Bukit Sidoguro senilai Rp2,02 miliar.

Advertisement

Penggunaan dana itu di antaranya untuk renovasi panggung serta perluasan taman parkir, gapura, hingga kafe. Penataan lansekap Bukit Sidoguro pada 2019 mengandalkan DAK Rp2,8 miliar.

Dari dana tersebut, Bukit Sidoguro yang menawarkan panorama Rawa Jombor serta Klaten dari ketinggian kini dilengkapi taman, spot selfie, serta empat pohon buatan yang belakangan menjadi ikon.

5 Tahun Jadi Supeltas di Perlintasan KA Dagen Karanganyar, Pria Ini Kantongi Rp100.000/Hari

Advertisement

Sementara itu, untuk mendongkrak jumlah pengunjung, Disparbudpora menggelar panggung hiburan di Bukit Sidoguro pada Minggu. Kegiatan itu sekaligus menjadi pembukaan kegiatan Pentas Seni Akhir Pekan 2020 yang menjadi agenda Dewan Kesenian Klaten.

Pentas Seni itu digelar rutin saban Sabtu malam dengan lokasi berkeliling ke kecamatan-kecamatan. Bupati Klaten, Sri Mulyani, mengatakan sudah ada sejumlah investor yang tertarik membikin wahana kereta gantung di Bukit Sidoguro.

Paslon Independen, Bajo Bantah Jadi Boneka PDIP di Pilkada Solo

"Sudah ada beberapa investor dan melihat secara langsung potensi Bukit Sidoguro. Ada investor yang mau kerja sama dengan Pemkab membuat kereta gantung yang melewati Rawa Jombor dan kalau memungkinkan juga sampai ke Bukit Patrum," kata Mulyani.

Dia menjelaskan pembahasan untuk mengembangkan kereta gantung itu mulai mengerucut pada dua investor. "Mengerucut ke salah satu BUMN dan sudah lobi-lobi serta HIPMI Loka yang sudah beraudiensi," kata dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif