SOLOPOS.COM - Pekerja mengatur pembatas paving pada proyek pembuatan jogging track mengeliling Rawa Jombor, Desa Krakitan, Kecamatan Bayat, Rabu (6/10/2021). (Solopos/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN—Proyek pembangunan jalur pedestrian mengelilingi Rawa Jombor tahun ini hanya bisa menjangkau separuh keliling waduk di Desa Krakitan, Kecamatan Bayat, Klaten. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Klaten kembali meminta agar rencana anggaran yang semula terdampak refocussing anggaran bisa dipulihkan pada 2022.

Bupati Klaten, Sri Mulyani, kembali menyampaikan permintaan ke pemerintah pusat melalui Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS) agar rencana anggaran untuk revitalisasi Rawa Jombor bisa dipulihkan lagi pada 2022. Hal itu dimaksudkan agar proyek revitalisasi bisa segera rampung.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Sebelumnya, revitalisasi Rawa Jombor direncanakan mendapat gelontoran dari APBN sekitar Rp125 miliar. Lantaran ada pandemi Covid-19, rencana anggaran tersebut terdampak refocussing anggaran hingga alokasi anggaran untuk revitalisasi menjadi Rp50 miliar.

Baca Juga: Jadi Pioner, Lebih 700 Warga Ngerangan Klaten Buka Usaha Angkringan

Namun, rencana alokasi anggaran itu kembali berkurang setelah ada refocussing menjadi senilai Rp22,5 miliar pada 2021. Soal perkembangan kegiatan penataan dan revitalisasi Rawa Jombor tahun ini, Mulyani mengatakan secara umum lancar dan optimistis rampung pada Desember mendatang.

Dia mencontohkan seperti pada pembangunan Plaza Kuliner di lahan sisi timur rawa dengan progress pembangunan sudah mencapai 78 persen.

“Kemudian pembangunan jalur pedestrian juga sudah berjalan. Harapan kami tahun depan anggaran [dari pemerintah pusat] bisa dimaksimalkan dan syukur bisa selesai dalam satu tahun sehingga masyarakat yang akan memanfaatkan sudah pasti dan jelas posisi tempatnya,” kata Mulyani saat ditemui Solopos.com di sela pengecekan kegiatan penataan dan revitalisasi Rawa Jombor, Rabu (3/11/2021).

Baca Juga: Cerita Warga Ngerangan Klaten Mengapa Angkringan di Solo Dikenal Hik

Mulyani menjelaskan program penataan dan revitalisasi Rawa Jombor dimaksudkan untuk mengembalikan fungsi waduk tersebut sebagai tempat penampungan air serta sumber irigasi.

“Selain untuk penampung air hujan dan sumber irigasi, harapan kami Rawa Jombor menjadi destinasi wisata baru di Klaten. Karena juga nyambung dengan objek wisata lainnya seperti Bukit Sidoguro dan wilayah Jimbung,” kata Mulyani.

Kepala Bidang Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan Air BBWSBS, Naryo Widodo, menjelaskan alokasi anggaran dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk program revitalisasi Rawa Jombor senilai Rp22,5 miliar. Alokasi anggaran itu digunakan untuk pembangunan rumah Operasi dan Pemeliharaan (OP), pembersihan perairan waduk, serta pembangunan pedestrian.

Baca Juga: Swadaya, Warga Ngerangan Klaten Dirikan Museum Sejarah Angkringan

“Rumah OP tinggal sedikit dan sebentar lagi selesai. Nanti Desember 2021 sudah selesai. Ada pembersihan karamba serta warung apung kerja sama dengan TNI. Juga ada pembangunan jalur pedestrian,” kata Naryo.

Soal pembangunan jalur pedestrian, Naryo menjelaskan tahun ini proyek pembangunan pedestrian belum bisa dilakukan hingga rampung mengelilingi Rawa Jombor. Dari total keliling waduk sekitar 5,2 km, proyek tahun ini baru bisa membangun jalur pedestrian sepanjang 2,6 km.

Proyek jalur pedestrian itu direncanakan dilanjutkan pada 2022. “Tahun depan menurut informasi BBWSBS menganggarkan Rp4 miliar dari bidang OP untuk melanjutkan pekerjaan pedestrian melanjutkan kegiatan tahun ini,” kata dia.

Baca Juga: Ngerangan dan Sejarah Cikal Bakal Warung Hik atau Angkringan

 

Jogging Track

Informasi yang dihimpun, jalur pedestrian tersebut digadang-gadang menjadi jogging track dengan lebar sekitar 2 meter. Pada sepanjang jalur pedestrian itu, ada fasilitas tempat duduk serta tenda peneduh.

Disinggung kegiatan revitalisasi pada kawasan perairan, Naryo menuturkan tahun ini kegiatan difokuskan pada kegiatan pembersihan. Ada kegiatan pengerukan sedimentasi hanya pada daerah yang dialokasikan untuk kegiatan budi daya ikan menggunakan karamba dan pemancingan.

Soal kegiatan revitalisasi perairan waduk, Naryo mengatakan jika pemerintah kembali mengalokasikan anggaran, rencana kegiatan revitalisasi seperti pengerukan sedimentasi waduk tetap dirampungkan. “Nanti kalau memang anggaran senilai Rp100 miliar digelontorkan lagi oleh pemerintah, program yang dulu sudah direncanakan tetap kami kerjakan agar hasilnya juga maksimal,” jelas dia.

Baca Juga: 6 Pelaku Curanmor di Klaten Diringkus, 1 Tersangka Masih di Bawah Umur

Terkait kawasan perairan Rawa Jombor yang bisa dimanfaatkan untuk kegiatan ekonomi warga, Naryo mengatakan 5 persen atau 8,4 ha dari total luasan Rawa Jombor bisa dimanfaatkan untuk kegiatan budi daya ikan menggunakan karamba dan pemancingan. Rencana lokasi yang bisa dimanfaatkan untuk dua kegiatan tersebut sudah disiapkan di kawasan yang berdekatan dengan spillway atau bangunan pelimpah.

Disinggung tanggapan warga pemanfaat Rawa Jombor, Naryo mengatakan secara umum warga pemanfaat mendukung kegiatan revitalisasi. “Dari cerita TNI, semua [warga pemanfaat] intinya sudah menerima dan menyambut baik dengan revitalisasi Rawa Jombor,” jelas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya