Soloraya
Sabtu, 19 Juni 2010 - 20:12 WIB

Basmi wereng, petani minta penyemprotan massal

Redaksi Solopos.com  /  Arif Fajar Setiadi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Sukoharjo (Espos)–Puluhan petani yang tergabung dalam Paguyuban Petani Pengguna Air (P3A) Colo Timur meminta Pemerintah Kabupaten (Pemkab) melakukan penyemprotan massal menyusul makin maraknya wereng batak cokelat di Kota Makmur.

Bahkan para petani menengarai saat ini populasi wereng makin membengkak. Persoalan menjadi makin serius lantaran wereng yang bermigrasi di ke Sukoharjo dalam kondisi bunting alias siap menetas. Wereng-wereng itu menurut petani tidak bisa dimusnahkan dengan pestisida lantaran sudah kebal.

Advertisement

Ketua P3A Colo Timur, Jigong Sarjanto mengatakan, keterbatasan jatah pestisida untuk Sukoharjo menjadi masalah tersendiri. Pasalnya, dengan keterbatasan obat pembasmi hama itu langkah penyemprotan yang dilakukan tidak bisa maksimal dan menyeluruh.

“Sebagai petani yang tinggal di Pranan, Polokarto kami saat ini mengalami musibah yang sangat memprihatinkan. Semua lahan sawah kami diserbu dan diserang wereng batang cokelat,” ujarnya dalam dengar pendapat dengan Dinas Pertanian (Dispertan) serta komisi II di Gedung Dewan, Sabtu (19/6).

Meski sudah dilakukan penyemprotan massal di 125 hektare (Ha) lahan sawah pekan lalu, Jigong menambahkan, namun tidak ada hasilnya alias sia-sia. Pasalnya, setelah penyemprotan dilakukan pagi harinya, keesokan hari wereng sudah kembali lagi sehingga populasinya tetap banyak.

Advertisement

Agar wabah wereng bisa musnah, Jigong menambahkan, penyemprotan tidak cukup apabila dilakukan di wilayah tertentu. Sebaliknya, penyemprotan harus dilakukan secara serentak se-kabupaten sehingga migrasi wereng bisa ditekan. Cara tersebut, imbuhnya, sudah dia usulkan kepada dinas namun hingga saat ini belum ada tanggapan.

Masih terkait serangan wereng, Jigong meminta, Dispertan segera menetapkan kejadian luar biasa (KLB) di Sukoharjo. “Tak perlu lah menunggu keputusan bupati atau menunggu semua padi habis baru KLB ditetapkan. Bagi kami petani kondisi sekarang ini sudah sangat parah,” tandas dia.

Kepala Dispertan, Giyarti mengakui adanya keterbatasan stok pestisida untuk Kota Makmur. Oleh sebab itu cara paling efektif memutus rantai wereng adalah petani beralih menanam palawija. Untuk sementara hingga September, imbuh dia, petani tidak dianjurkan menanam padi.

Advertisement

aps

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif