SOLOPOS.COM - Anggota PPDK menunjukkan batik shibori karya penyandang disabilitas Klaten di sekretariat PPDK di Kelurahan Bareng Lor, Klaten Utara, Selasa (2/7/2024). (Solopos.com/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN — Di bawah terik matahari, dua perempuan difabel membentangkan kain di halaman salah satu rumah di Kelurahan Bareng Lor, Klaten Utara, Klaten, Selasa (2/7/2024). Kain itu sebelumnya terikat karet.

Ketika kain terbentang, mereka mendapatkan kejutan perpaduan warna serta pola yang dihasilkan pada kain tersebut. Selepas membentangkan kain, mereka kembali ke tempat pewarnaan.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Lembaran kain yang sudah diwarnai kembali mereka bentangkan hingga memenuhi halaman rumah yang juga menjadi sekretariat Perkumpulan Penyandang Disabilitas Klaten (PPDK) itu.

Kesibukan tak hanya terlihat di halaman sekretariat. Di dalam ruangan, sekitar tiga penyandang disabilitas sibuk melipat lembaran kain putih hingga berbentuk segitiga, segi empat, dan pola lainnya yang ingin mereka buat.

Mereka ikat kain yang sudah dibentuk dengan pola tertentu menggunakan karet. Kain yang sudah terikat itu yang kemudian dicelupkan ke cairan pewarna lalu dikeringkan di bawah terik matahari.

Sejak pagi, sekelompok penyandang disabilitas sekaligus pengurus PPDK itu saling berbagi tugas. Selama beberapa waktu terakhir, para penyandang disabilitas itu belajar membikin batik shibori. Mereka diajari difabel lainnya bernama Ami asal Desa Glagahwangi, Kecamatan Polanharjo, yang lebih dulu memproduksi batik tersebut.

Metode pembuatan batik itu sederhana, yakni melipat, mengikat, dan mencelup. Namun, prosesnya hingga menghasilkan selembar kain berpola unik dan menarik butuh ketelitian dan ketekunan. Selembar kain batik shibori saat ini dijual seharga Rp150.000.

Industri Kreatif

Ketua PPDK, Qoriek Asmarawati, mengatakan pengurus PPDK belajar proses pembuatan batik shibori dengan tujuan agar bisa ditularkan ke penyandang disabilitas lainnya. “Kami benar-benar baru dan saat ini masih tahap belajar. Tekniknya sederhana dan kami perkirakan hampir semua orang termasuk kawan-kawan bisa. Kami melihat ini menjadi peluang,” jelas Qoriek saat ditemui Solopos.com di sekretariat PPDK, Selasa (2/7/2024).

Kegiatan itu menjadi bagian dari pengembangan pusat bisnis bagi penyandang disabilitas oleh PPDK Klaten. Dia mengatakan ada beberapa sektor yang dikembangkan di pusat bisnis itu. Sektor itu seperti industri kreatif dengan salah satu kegiatannya yakni pembuatan batik shibori.

Aktivitas bisnis lainnya yakni dari sektor makanan ringan. Dari beragam kegiatan yang dikembangkan, PPDK bercita-cita agar pusat bisnis disabilitas menjadi lingkar bisnis para penyandang disabilitas di Kabupaten Klaten. Selain itu, aktivitas memproduksi batik shibori oleh PPDK itu bisa menjadi fund raising atau penggalangan dana untuk membantu pengembangan kegiatan difabel.

Qoriek bersyukur kegiatan itu mendapatkan dukungan dari Pemkab Klaten. Melalui Dissos P3APPKB, PPDK bakal mendapatkan ruang untuk membuka stan memajang karya batik shibori bikinan para difabel Klaten saban kegiatan sambang warga digelar.

Salah satu anggota PPDK, Jaelan, 53, mengaku kepincut belajar membuat batik shibori. Dia menjelaskan proses produksinya yang sederhana bisa menghasilkan batik dengan perpaduan warna dan pola yang indah.

“Kalau dilihat dari prosesnya seperti hanya dilipat, ditali, dan dicelup tetapi bisa bagus seperti itu. Ini saya masih bejalar untuk bagaimana sejak membuat pola sudah bisa tahu hasil akhirnya,” jelas warga Desa Dompol, Kecamatan Kemalang, itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya