SOLOPOS.COM - Para calon haji (calhaj) dari Kabupaten Pati masuk ke Asrama Donohudan, Boyolali, membawa koper besar dan tas jinjing, Senin (6/6/2022) (Solopos/Gigih Windar Pratama).

Solopos.com, BOYOLALI — Durasi perjalanan ibadah haji yang cukup membuat para calon haji atau calhaj kerap membawa barang-barang yang disukai dan susah ditemukan di Tanah Suci. Tak terkecuali makanan.

Bagi para calhaj, berangkat tahun ini merupakan kebahagiaan setelah dua tahun ditunda karena adanya pandemi. Selain itu aturan dari Arab Saudi mengenai pembatasan usia calhaj yang berangkat, yaitu 65 tahun membuat calhaj yang berangkat tahun ini tentu merasakan euforia.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Persiapan demi persiapan juga dilakukan calhaj, mulai dari manasik haji, penukaran uang dari rupiah ke riyal hingga mengemasi barang-barang yang akan dibawa.

Barang bawaan menyesuaikan kebutuhan personal dari masing-masing calhaj, mulai dari alat mandi, perlengkapan ibadah, hingga membawa barang atau makanan khas dari Indonesia untuk dibawa ke Tanah Suci.

Suprihatin misalnya, calhaj dari Pati ini yang berangkat melalui Embarkasi Solo, membawa beberapa jajanan khas Indonesia. Tidak lupa, ia juga membawa bubuk cabai. Menurutnya, ia mengantisipasi apabila makanan saat melakukan ibadah haji nantinya tidak sesuai dengan cita rasa yang ia harapkan.

Baca Juga: Dari Pati, 2 Kloter Pertama Jemaah Calhaj Tiba di Asrama Haji Donohudan

“Dari rumah bawa beberapa biskuit dan makanan ringan. Enggak begitu banyak, buat cemilan sama antisipasi kalau makanan di sana [Arab Saudi] nanti tidak cocok. Bawa bubuk cabai juga biar ada rasa-rasa pedas,” ucapnya saat ditemui Solopos.com di Asrama Haji Donohudan, Boyolali, Senin (6/6/2022).

Bubuk Cabai

Meski membawa barang bawaan beberapa makanan ringan dan bubuk cabai, calhaj tersebut tetap yakin fasilitas untuk ibadah Haji di Arab Saudi sudah memenuhi standar. Pun dengan makanan, ia yakin makanan yang diberikan nanti cocok untuk lidah orang Indonesia.

“Saya bawa tidak banyak, sebenarnya untuk jaga-jaga saja sama buat camilan. Tapi saya yakin makanannya nanti juga cocok buat yang orang sini,” ucapnya.

Baca Juga: Sempat Positif Covid-19, 13 Calhaj Asal Grobogan Siap Diberangkatkan

Tidak jauh berbeda dengan Suprihatin, Mulyanto, calhaj lainnya asal Kabupaten Pati, juga mempersiapkan bekal khusus dari rumahnya: setengah kilogram sambel pecel.

“Bawa baju, sama sajadah, tapi dari rumah bawa sambel pecel jumlahnya setengah kilogram di koper yang besar. Ini buat bekal nanti di Arab Saudi,” ucapnya.

Cita rasa makanan menjadi alasan mengapa pria berusia 38 tahun ini membawa sambel pecel ke Tanah Suci. “Jaga-jaga saja, takut tidak cocok makanannya, sambel pecelnya juga bentuknya padat jadi bisa awet,” lanjutnya.

Baca Juga: Calhaj Termuda di Ponorogo Berusia 25 Tahun, Mendaftar Haji Sejak SMP

Prihadi, pria asal Kabupaten Grobogan, juga melakukan hal yang tidak jauh berbeda. Barang bawaan calhaj yang satu ini meliputi satu stoples bawang goreng dan satu botol kecil kecap manis.

Kecap

Menurut Prihadi, keputusannya membawa kecap dan bawang goreng adalah masalah selera. Ia membutuhkan rasa gurih dan manis dari kecap.

“Bawa kecap botol kecil, sama bawang goreng, soalnya pengin biar makanannya agak gurih gitu, karena dari tetangga katanya makanannya rasanya kurang nendang,” ujar pria berusia 41 tahun ini.

Baca Juga: 6 Jemaah Calhaj Embarkasi Solo Sempat Tak Boleh Terbang, Ini Kondisinya

Berdasarkan aturan dari Ditjen PHU Kemenag RI, barang-barang yang dilarang saat ibadah haji meliputi senjata tajam, perhiasan dan uang tunai berlebihan, barang yang mudah terbakar, peralatan mengandung gas.

Kemudian gambar/VCD asusila atau sejenisnya, obat terlarang, makanan berbau menyengat, cairan dalam botol seperti saus atau kecap, bahan peledak, serta cairan bersifat korosif.

Untuk tas calhaj, terdapat tiga jenis tas yang telah disediakan Kemenag yakni koper untuk pakaian dan perlengkapan umum, tas kabin dan tas selempang. Koper akan diletakkan di bagasi pesawat beratnya maksimal 32 kilogram, kemudian tas kabin disimpan di kabin pesawat beratnya maksimal 7 kilogram.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya