SOLOPOS.COM - Ilustrasi bayi baru lahir. (Dok. Bisnis.com)

Solopos.com, SRAGEN — Bayi yang baru lahir di Desa Banyurip, Kecamatan Sambungmacan, Sragen, meninggal dunia di dalam kandungan namun berhasil dilahirkan secara normal di RSUD Sragen, Selasa (5/9/2023) malam. Kematian bayi perempuan itu menambah daftar jumlah angka kematian bayi (AKB) di Kabupaten Sragen yang mencapai 56 kasus per Agustus 2023.

Ibu bayi tersebut masuk sempat diperiksa ke klinik bersalin setempat dan diketahui bayi dalam kandungannya sudah meninggal. Ia lantas dirujuk ke RSUD Sragen untuk menjalani proses persalinan.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

“Bayi lahir dalam keadaan normal namun meninggal dunia, Sementara ibunya selamat,” ujar Wartono, Warga Banyurip yang masih kerabat si ibu yang melahirkan, saat dihubungi Solopos.com, Rabu (6/9/2023).

Hari perkiraan lahir bayi tersebut sebenarnya jatuh pada 20 September 2023. Daat diperiksa oleh bidan tiga hari sebelum persalinan, detak jantung si bayi sudah lemah.

Kabid Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan (Dinkes) Sragen, Agustin Sri Sumiwi Yuliana, mengungkapkan si ibu ini sebenarnya rajin periksa ke bidan di Kecamatan Ngrampal, Sragen. Bahkan, ibu yang sudah memiliki anak satu itu juga ikut kelas ibu hamil.

“Ya, mungkin kurang peka terhadap bayinya. Biasanya di dalam kandungan itu bayi gerak-gerak berapa kali dalam sehari. Ini bukan kasus yang pertama, tetapi sebelumnya sudah ada kasus kematian bayi dalam kandungan. Kami masih menunggu hasil diagnosis rumah sakit untuk mengetahui penyebab pasti kematian bayi,” jelasnya.

Agustin menyampaikan kasus kematian bayi di Banyurip itu menambah jumlah angka kematian bayi (AKB) di Sragen. Hingga Agustus 2023, ada 56 kasus AKB. Sejauh ini, angka tersebut jauh lebih kecil dibandingkan AKB di 2022 yang menyentuh 126 kasus.

Jika dibagi per bulan, maka AKB 2023 rata-rata tujuh kasus sebulan. Secara umum penyebab kematian bayi adalah kongenital, lalu berat badan rendah.

“Faktor gizi orang tua menjadi penting dalam pertumbuhan si bayi selama di dalam kandungan. Kasus itu rata-rata justru di kota kecamatan, seperti di Kedawung, Sidoharjo, dan Gondang. Di daerah perdesaan relatif tidak banyak,” jelasnya.

Upaya yang dilakukan untuk menekan AKB yang dilakukan salah satunya dengan pemberian makanan tambahan (PMT) untuk ibu hamil risiko tinggi. Kemudian ada kelas ibu hamil. Di tingkat remaja juga dilakukan penyuluhan kesehatan reproduksi, posyandu remaja, kelas ibu balita, dan seterusnya.

Bahkan ada program dokter ahli pendampingan ke puskesmas untuk meningkatkan pengetahuan petugas puskesmas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya