SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Karanganyar (Solopos.com) – Guna meningkatkan pemasukan dari zakat, infak dan sodaqah (ZIS), Badan Amil Zakat Infak dan Sodaqah (BAZIS) Karanganyar kini mulai menyasar tiap rukun tetangga (RT) di Kabupaten Karanganyar. Setiap RT minimal memberikan iuran ZIS senilai Rp 5.000.

Uang tersebut merupakan iuran massal setiap warga di RT tertentu. Kendati demikian, diharapkan individu warga di setiap RT juga menyumbangkan harta yang dimilikinya untuk ZIS. “Karena itu, kami juga menerjunkan juru pungut ZIS untuk mendatangi warga untuk mau mengeluarkan beberapa persen harta yang dimilikinya,” ujar Wakil Ketua BAZIS Karanganyar, Juhdi Amin, saat ditemui wartawan belum lama ini.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Dengan diterjunkanya juru pungut ke masing-masing RT, lanjut Juhdi, maka diharapkan pemasukan BAZIS bisa meningkat hingga Rp 200 juta per bulan. Pemasukan ZIS pada bulan Juni sudah mencapai Rp 192,7 juta. Nilai tersebut, imbuhnya, mengalami peningkatan yang cukup signifikan karena pada bulan-bulan sebelumnya masih berkisar Rp 170-an juta. Jika pungutan ke RT diterapkan, maka pihaknya memprediksi BAZIS akan mendapatkan pemasukan dari RT setiap bulan Rp 30 juta. “Tidak ada keharusan untuk iuran, karena ini sifatnya infak dan sodaqah. Ini hanya kesadaran masyarakat,” katanya.

Ke depan, pihaknya akan membentuk daerah binaan atau percontohan gerakan membayar ZIS. Program tersebut digalakkan untuk melihat model masyarakat yang agamis namun semua kegiatannya bisa maju dengan didanai dari ZIS masyrakat setempat. Saat ini, kata Juhdi, BAZIS baru membentuk tim untuk verifikasi daerah percontohan. Sebelumnya, pihaknya telah menampung usulan bahwa program itu akan diterapkan pada masyrakat yang mayoritas membuat batu bata, genteng dan sebagainya. “Semuanya masih akan dikaji dan memetakkan masyarakat mana saja yang cocok utuk dijadikan percontohan,” katanya.

Lebih lanjut Juhdi menerangkan, untuk pemanfaatan dana BAZIS, disepakati bahwa dana senilai Rp 500 juta akan dikeluarkan setiap tiga bulan sekali. Dana tersebut yakni untuk pentasaroban aspek fisik seperti membantu tempat ibadah dan madrasah. Kedua yakni untuk aspek non fisik, seperti membantu kesehatan masyarakat, pelatihan bagi dai, pengadaan Alquran dan buku Iqra, dan untuk membantu pedagang kecil. “Intinya nanti bagaimana zakat bisa mengurangi orang miskin. Atau bagaimana orang yang menerima zakat, ke depan bisa membayar zakat,” ungkapnya.

fas

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya