Soloraya
Senin, 12 Maret 2012 - 19:20 WIB

BBM NAIK, Biaya Produksi PDAM Ikut Melonjak

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - ilustrasi (dok)

ilustrasi (dok)

BOYOLALI--Biaya produksi pengolahan air bersih Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Boyolali di Kecamatan Kemusu dipastikan bakal melonjak jika rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) benar-benar terealisasi. Kondisi itu menjadi salah satu perhatian pihak PDAM Boyolali.

Advertisement

Sementara itu, supaya tidak dicurigai melakukan penimbunan BBM, PDAM mengajukan trekomendasi atau surat jalan ke Bagian Perekonomian Setda Boyolali untuk pembelian BBM. Langkah ini dilalukan karena kebutuhan BBM mereka cukup besar.

Direktur PDAM Boyolali, Cahyo Sumarso, ketika dijumpai wartawan di kompleks kantor kabupaten Boyolali, Senin (12/3/2012), mengatakan unit instalasi air minum di Desa Wonoharjo, Kecamatan Kemusu membutuhkan solar sebanyak 1.000 liter perhari untuk operasional. Dengan kenaikan harga BBM, dipastikan biaya operasional juga terdongkrak cukup besar, sekitar 30 persen.

“Bahan bakar itu dipakai untuk memompa air Waduk Kedungombo, kemudian diolah menjadi air,” jelas Cahyo.

Advertisement

Cahyo mengatakan PDAM kesulitan menekan biaya produksi karena pompa dan mesin pengolah air sepenuhnya tergantung pada solar. Di sisi lain, PDAM juga menghadapi dilema jika harus menaikkan tarif dasar pemakaian air. Apalagi PDAM memang telah memberlakukan tarif anyar. Namun menurut Cahyo hitungan kenaikan tarif itu belum dikalkulasi terkait rencana kenaikan BBM.

“Tarif dasar saat ini senilai Rp1.650/m3 dan mulai Maret ini naik menjadi 1.950/m3. Tarif baru ini mulai diberlakukan untuk tagihan bulan April,” ungkap Cahyo.

Ditambahkan Cahyo, PDAM  memiliki 6.000 pelanggan di Kecamatan Kemusu dan Juwangi dan jumlahnya terus bertambah. Selama ini, pembelian BBM untuk operasional dilakukan empat hari sekali sebanyak 4.000 liter. Proyek pengolahan air minum di Wonoharjo mengandalkan kelebihan air di Waduk Kedungombo. Sebelumnya, pasokan air di kawasan Juwangi mengandalkan sumur dalam. “Karena kebutuhan BBM kami cukup besar, PDAM sengaja mengajukan surat jalan ke Bagian Perekonomian, agar tidak dicurigai menimbun.”

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif