SOLOPOS.COM - Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS), Maryadi Utama, memberikan penjelasan terkait pengendalian dan penanggulangan bencana banjir di Kota Solo, Senin (20/2/2023). (Solopos.com/Kurniawan)

Solopos.com, SOLO—Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS) menyatakan sudah mengambil langkah-langkah semaksimal mungkin untuk mengendalikan dan menanggulangi bencana banjir di Kota Solo pada Kamis-Jumat (16-17/2/2023).

BBWSBS juga menyatakan banjir besar tidak sepenuhnya disebabkan oleh dibukanya pintu air Waduk Gajah Mungkur (WGM) di Wonogiri.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

“Jadi kami sudah berusaha semaksimal mungkin. Teman-teman di lapangan seperti di 15 stasiun pompa, tidak pulang, standby di sana,” ujar Kepala BBWSBS, Maryadi Utama, saat konferensi pers di kantornya, Senin (20/2/2023).

Maryadi menjelaskan intensitas hujan sebelum terjadi banjir sangat tinggi. Hujan tak hanya terjadi di Solo, tapi di wilayah Soloraya, sehingga menambah signifikan volume air di Bengawan Solo. Seperti debit air di Kali Dengkeng sebesar 562 meter kubik per detik, dan Kali Samin di angka 400 meter kubik per detik.

Kondisi itu diperparah dengan rentang atau durasi hujan deras yang sampai 10 jam, yakni dari pukul 14.00 WIB hingga pukul 23.00 WIB. “Hujan ini sangat lebar, mengguyur Solo dan sekitarnya. Masukan debit air dari hulu juga tinggi,” urai dia.

Ihwal penanganan banjir, menurut Maryadi, dilakukan dengan memanfaatkan 15 stasiun pompa air di Solo. Pintu-pintu air sungai dan saluran yang ke Bengawan Solo ditutup begitu debit air sungai tersebut masuk kategori siaga merah.

“Saat Bengawan Solo siaga merah, kami langsung menutup pintu-pintu kami dan pompa air di beberapa lokasi. Debit yang dipompa 22.000 liter per detik dari 15 stasiun pompa, ditambah empat mobile pompa dan dua trailer pump,” kata dia.

Air yang dipompa empat mobile pompa dan dua trailler pump sampai 2.500 liter per detik. Maryadi menjelaskan, DPUPR Solo juga mengerahkan 10 pompa untuk memompa 2.000 liter air per detik. “Jadi kami sudah usaha maksimal,” jelas dia.

Maryadi meluruskan anggapan yang berkembang di sebagian orang bahwa banjir besar di Solo hari itu disebabkan oleh keluaran air dari WGM Wonogiri. Dia juga menyatakan banjir saat itu bukan berasal dari luapan Bengawan Solo.

“Mohon teman-teman media dapat meluruskan berita terkait kemarin misalnya keluaran air Waduk Gajah Mungkur menjadi satu-satunya penyebab banjir di Solo. Dan banjir kemarin itu bukan merupakan luapan Bengawan Solo,” tutur dia.

Menurut Maryadi, banjir di Solo disebabkan debit air di saluran-saluran drainase yang melampaui kapasitas tampung. Kondisi itu terjadi karena hujan deras dengan durasi panjang. Dia mengajak semua pihak berpartisipasi dalam antisipasi banjir.

“Mohon kepada masyarakat tidak membuang sampah dan menjaga lingkungan. Kami juga berharap DPUPR membuat lubang-lubang resapan untuk menampung air hujan. Jadi bisa membuat sumur-sumur resapan, dan penghijauan,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya