SOLOPOS.COM - Paku Buwono (PB) XIII (duduk di kursi), Prameswari Dalem Gusti Kanjeng Ratu Pakoe Boewono (kiri atas),  Putra Mahkota Keraton Solo KGPAA Hamengkunegoro Sudibya Rajaputra Narendra Mataram, Gusti Moeng (kanan), dan Kanjeng Gusti Ayu Hernny foto bersama di Keraton Solo, Selasa (3/1/2022). (Istimewa)

Solopos.com, SOLO — Dua kubu yang bertikai di internal Keraton Solo, Lembaga Dewan Adat (LDA) yang diketuai GKR Wandansari alias Gusti Moeng, dan Raja PB XIII akhirnya berdamai dan melakukan rekonsiliasi, Selasa (3/1/2023).

Proses menuju terjadinya rekonsiliasi itu tidak lah mudah. KRAy Herny yang menjadi perantara atau mediator perdamaian kakak beradik putra-putri PB XII itu menceritakan butuh waktu sekitar lima hari untuk mempertemukan kedua pihak.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Herny yang masih kerabat Keraton Solo itu mengaku kebetulan memiliki kedekatan dan hubungan yang baik dengan kedua pihak. “Mbak Moeng dekat dengan saya, saya dengan Sinuhun dan istrinya juga baik,” kata cucu pahlawan nasional yang juga gubernur pertama Jateng Raden Pandjie Soeroso itu kepada wartawan di Keraton Solo, Selasa.

Herny mengaku sangat senang dua saudara dari trah Mataram yang telah 10 tahun tak saling bicara itu akhirnya bertemu dan berjabat tangan. “Itu yang terpenting buat saya. Mbakyu saya yang saya sayangi dengan Sinuhun mau berjabat tangan,” jelas Herny yang selama ini tinggal di Jakarta.

Herny menceritakan berhari-hari ia menunggu momen untuk bisa mempertemukan Gusti Moeng dengan PB XIII. Sampai akhirnya ia mendapat kabar bisa menemui PB XIII pada Selasa sore. Sehingga terjadilah rekonsiliasi antara dua pihak yang bertikai di Keraton Solo itu.

Mengenai motifnya berusaha mendamaikan dua kakak beradik itu, Herny menganggap hal itu sebagai amanah. “Mungkin [karena] saya dekat dengan Sinuhun, dekat dengan Mbak Moeng. Ada rasa pengin menyatukan, itu saja, karena ini kan adik dan kakak,” katanya.

PB XIII Menangis

Dia mengatakan tidak ada penolakan baik dari Gusti Moeng maupun PB XIII ketika ia berusaha mempertemukan mereka. Namun, ia mengakui memang harus bicara pelan-pelan agar kedua pihak yang berbeda pandangan di Keraton Solo itu mau saling bertemu dan melakukan rekonsiliasi.

Pertemuan antara Gusti Moeng yang didampinginya suaminya, KP Edy Wirabhumi dan KRAy Herny, dengan PB XIII, berlangsung di Sasana Narendra kompleks Keraton Solo, Selasa sekitar pukul 16.30 WIB.

Pertemuan berlangsung selama kurang lebih satu jam. Dalam pertemuan itu, Gusti Moeng menyampaikan permohonan maaf kepada PB XIII. Gusti Moeng mengatakan sempat ada momen yang menyentuh saat pertemuan itu.

“Sinuhun menangis, saya elus-elus saja. “Pun ta Mas. Enggak usah menggalih ke saya yang jelek [Sudah ta, Mas. Enggak usah berpikir yang jelek tentang saya]’,” kata Gusti Moeng kepada wartawan seusai pertemuan.

Gusti Moeng mengakui Herny berperan penting dalam upaya rekonsiliasi di Keraton Solo. “Ini Mbak Herny intens banget dengan saya. Mbak Herny yang bisa diajak ngomong [dengan PB XIII], dengan Mbak Herny saja, karena dengan siapa-siapa mentok terus,” ujarnya.

Dalam pertemuan rekonsiliasi itu, PB XIII didampingi Putra Mahkota KGPAA Hamengkunegoro Sudibya Rajaputra Narendra Mataram dan Prameswari Dalem GKR Paku Buwono. Mereka sempat berfoto selfie bersama dalam pertemuan tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya