SOLOPOS.COM - Pedagang Pasar Pengging, Banyudono, menggelar orasi terkait kelangkaan elpiji di pasar tersebut, Senin (6/10/2017). (Aries Susanto/JIBI/Solopos)

Warga Banyudono, Boyolali, kesulitan mendapatkan elpiji 3 kilogram dalam beberapa hari terakhir.

Solopos.com, BOYOLALI — Pedagang Pasar Pengging, Banyudono, menggelar aksi demo lantaran sejak sepekan terakhir kesulitan mendapatkan elpiji 3 kg di wilayah mereka. Mereka bahkan mengaku sudah memburu elpiji melon ke wilayah Sawit dan Teras, namun tetap tak mendapatkannya.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Salah satu pedagang satai, Glendoh, mengaku sudah empat hari tak mendapatkan elpiji 3 kg. Ia meluapkan kekesalannya dengan membawa belasan tabung elpiji kosong dan menaruhnya di tepi jalan.

Glendoh lantas berorasi di tepi jalan sambil mengecam pemerintah yang dinilai menyengsarakan rakyat kecil. “Kami rakyat kecil untuk masak sehari-hari saja susah karena elpiji menghilang,” kata Glendoh dalam orasinya, Senin (16/10/2017).

Glendoh mengaku sudah beberapa hari terakhir tak bisa berjualan lantaran tak dapat elpiji 3 kg. Padahal, sejak elpiji diberlakukan, minyak tanah sudah tak bisa didapatkan.

Alhasil, Glendoh dan pedagang lainnya terpaksa tak bisa memasak. “Saya berkeliling sampai ke Teras dan Sawit, namun tetap kosong. Kalau ada harganya Rp24.000 karena saking langkanya,” jelasnya.

Pedagang warung makan di Pasar Pengging, Ika, mengatakan kelangkaan elpji 3 kg sudah dirasakan sejak sepekan lalu. Meski harganya sekarang menembus Rp19.000-Rp24.000 per tabung, ia tetap membelinya karena sangat membutuhkan.

“Repot banget kalau mau masak. Nyari-nyari elpiji susah sekarang ini,” keluhnya.

Pedagang lainnya, Sumarni, meminta agar kelangkaan elpiji 3 kg segera diatasi. Imbasnya sangat terasa bagi pedagang kecil.

“Kalau mau beli elpiji besar [nonsubsidi] harganya tak terjangkau. Jualan saja labanya juga mepet,” akunya.

Menanggapi hal itu, pelaksana Humas dan Komunikasi Pertamina Wilayah IV, Muslim Dharmawan, mengatakan akan berkomunikasi lagi dengan Disperindag Boyolali. Sejauh ini, kata dia, Pertamina sebagai operator sebenarnya hanya penyedia elpiji.

Pihak yang menentukan seberapa banyak gas elpiji yang dibutuhkan adalah Pemkab Boyolali. “Kami ini kan hanya operator, yang menentukan kuota itu Pemkab Boyolali. Tapi kami akan berkomunikasi lagi dengan Disperindag terkait kelangkaan ini,” ujarnya.

Muslim mengatakan sebenarnya Pertamina tengah menertibkan atas penyaluran elpiji bersubsidi ke masyarakat. Selama ini kuota elpiji subsidi ke masyarakat sudah melampui batas.

“Kami sedang upayakan penertiban dulu elpiji subsidi. Tujuannya subsidi tepat sesuai sasaran lagi,” terangnya.

Sementara itu, Kepala Disperindag Boyolali, Suyitno, belum bisa dimintai tanggapan. Saat dihubungi Solopos.com, ponselnya hanya terdengar nada dering, namun tak dijawab. Begitu pun saat dikirimi pesan pendek melalui aplikasi Whatsapp, juga tak menanggapi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya