SOLOPOS.COM - Ketua DPC PDIP Solo, FX Hadi Rudyatmo, mengelas portal saat kerja bakti dan peresmian Kampung Ganjar-Mahfud di Pajang, Laweyan, Senin (1/1/2024). (Istimewa)
Solopos.com, SOLO–Ketua DPC PDIP Solo, F.X. Hadi Rudyatmo, memberikan komentarnya terkait ramai yel-yel Solo Bukan Gibran saat Apel Satgas PDIP di Taman Sunan Jogo Kali (TSJK) Pucangsawit, Jebres, beberapa hari lalu.
Menurut Rudy, panggilan akrabnya, yel-yel itu muncul tidak lepas dari diingkarinya janji Gibran untuk tegak lurus terhadap PDIP. Politikus kawakan Solo itu juga menyebut Gibran berjanji menjadi Wali Kota lima tahun.
“Rakyat dulu memilih dikoordinasi oleh PDIP. Janjinya apa? Tegak lurus. Janjinya apa? Akan menjadi Wali Kota selesai lima tahun. Ini lah janji-janji yang belum dilakukan, itu sudah saya pesankan,” ujar dia, Minggu (1/1/2024).
Dengan kondisi itu, menurut Rudy, hak masyarakat untuk menyampaikan pendapat atau sikap mereka. “Sehingga bila ada yang menyampaikan Solo bukan Gibran itu hak masyarakat. Katanya yang menilai masyarakat,” kata dia.
Selama ini Rudy mengaku selalu berpesan prinsip empat M kepada kader PDIP Solo. Prinsip empat M yaitu malu untuk berbuat maksiat, malu berbuat skandal, malu jika melakukan KKN, dan malu tidak menepati janji kepada rakyat.
Prinsip itu harus selalu dipegang teguh kader dan anggota PDIP dalam beraktivitas sehari-hari. Jangan sampai sikap dan tindakan yang dilakukan melanggar prinsip tersebut, termasuk tidak menepati janji kepada masyarakat.
“Lah ya ini kembali lagi saya pesan kepada kader-kader saya itu empat M. Malu bila berbuat maksiat, malu bila terlibat skandal, malu jika melakukan KKN [korupsi kolusi nepotisme], malu tidak menepati janji kepada rakyat,” urai dia.
Disinggung peluang pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud Md memenangi Pemilu 2024, Rudy mengaku tetap optimistis. Tapi dia meminta seluruh kader PDIP bekerja keras. “Saya optimistis, tapi kita kerja, tidak tidur,” ujar dia.
Selain yel-yel Solo bukan Gibran oleh Satgas PDIP Solo, sempat muncul sejumlah spanduk bertuliskan #SoloBukan Gibran di Solo. Tidak diketahui pasti siapa pihak-pihak yang memasang spanduk politis tersebut.