SOLOPOS.COM - Seorang petani memasukan burung hantu ke dalam rubuha untuk dikarantina saat pemasangan rubuhan di areal persawahan Desa Celep, Kecamatan Kedawung, Sragen, Kamis (16/12/2021). (Istimewa/Desa Celep)

Solopos.com, SRAGEN — Para petani di Desa Celep, Kecamatan Kedawung, Sragen memiliki cara jitu saat memasang rumah burung hantu (rubuha) di persawahan. Berkat banyaknya burung hantu yang berkeliaran di persawahan, hama tikus berkurang drastis dan hasil panen melimpah.

Saat ini, Pemerintah Desa (Pemdes) Celep berencana menambah rubuha untuk anakan burung hantu yang sudah dewasa. Sumber anggaran pengadaan rubuha menggunakan APBDesa Perubahan 2023.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

“Sekarang ada 39 rubuha di Celep. Satu rubuha itu hanya ditempati seekor burung hantu. Yang kelihatan sudah 39 ekor. Untuk peranakan burung hantu harus mencari rubuha sendiri. Kemungkinan sekarang sudah 100-an ekor karena ada yang menempati rumah-rumah di desa dan pohon-pohon yang rindang,” jelas Sekretaris Desa Celep, Kedawung, Sragen, Sumadi, kepada Solopos.com, Selasa (4/7/2023).

Agar rubuha ditempati burung hantu, pemasangan rubuha tidak dilakukan dengan asal-asalan. Berikut teknik pemasangan rubuha di persawahan oleh petani di Celep, Kedawung, Sragen:

1. Jangan menghadap timur atau barat yang langsung terkena sinar matahari.

2. Jangan dekat dengan keramaian orang.

3. Rubuha jangan sampai bergerak atau bergetar kalau terkena angin.

4. Rubuha menghadap pohon, sekitar 25 meter sampai 40 meter dengan maksud untuk latihan terbang anak-anaknyanya supaya tidak jatuh. Kalau jatuh tidak bisa naik ke rubuha lagi dan akan mati.

5. Jangan dekat dengan lampu penerangan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya