Soloraya
Selasa, 15 Maret 2022 - 00:07 WIB

Belasan Desa di Klaten Jadi Destana, Ini Daftarnya

Taufiq Sidik Prakoso  /  Ponco Suseno  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sukarelawan dan warga membersihkan rumpun bambu yang menyangkut di jembatan Sungai Ngawonggo, Kecamatan Ceper, Jumat (4/2/2022). (Istimewa/BPBD Klaten)

Solopos.com, KLATEN — Sebanyak empat desa di Klaten telah dicanangkan sebagai desa tangguh bencana (Destana) di tahun 2022. Di waktu sebelumnya, terdapat 14 desa yang sudah dibentuk sebagai Destana.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Klaten, Sri Winoto, mengatakan pembentukan Destana penting dilakukan menyusul beragamnya potensi bencana di Klaten. Potensi ancaman bencana berupa erupsi Gunung Merapi, gempa bumi, banjir, tanah longsor, hingga angin ribut.

Advertisement

“Sekarang ini penanganan kebencanaan lebih fokus kepada penguatan mitigasi dan pengurangan risiko bencana,” katanya seusai membuka fasilitasi pembentukan Destana di Joho, Kecamatan Prambanan, Senin (14/3/2022).

Baca Juga : Merapi Luncurkan Awan Panas Guguran 5 Km, Warga Belum Perlu Mengungsi.

Sebanyak empat desa yang dicanangkan sebagai Destana di Klaten, masing-masing Desa Joho (Kecamatan Prambanan), Desa Karanganom (Kecamatan Klaten Utara), Desa Kupang (Kecamatan Karangdowo), serta Desa Karanglo (Kecamatan Polanharjo).

Advertisement

Sedangkan sebanyak 14 desa yang telah dicanangkan sebagai Destana dalam kurun waktu 2017-2022 tersebar di berbagai lokasi di Kabupaten Bersinar. Hal itu seperti, Desa Sidorejo (Kecamatan Kemalang), Desa Tegalmulyo (Kecamatan Kemalang), Desa Balerante (Kecamatan Kemalang), Desa Pacing (Kecamatan Wedi), Desa Bawak (Kecamatan Cawas), Desa Balak (Kecamatan Cawas), Desa Rejoso (Kecamatan Jogonalan), Desa Somopuro (Kecamatan Jogonalan), Desa Ngandong (Kecamatan Gantiwarno), Desa Paseban (Kecamatan Bayat), Desa Sengon (Kecamatan Prambanan), Desa Kragilan (Kecamatan Gantiwarno), Desa Towangsan (Kecamatan Gantiwarno), Desa Mlese (Kecamatan Gantiwarno).

Baca Juga : Jembatan Kadirejo Ambrol, Pembangunan Jembatan Baru Butuh Rp3-4 Miliar.

“Dari pembentukan ini [Destana] dibangun upaya penanggulangan bencana termasuk terbentuknya perilaku. Harapannya desa beserta masyarakatnya semakin memahami serta mandiri beradaptasi dan menghadapi ancaman bencana,” kata Sri Winoto.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif